Manggaterkadang disebut sebagai raja dari semua buah karena sifat pemyembuhan yang telah ditemukan melampaui buah lainnya. Mangga terkadang disebut sebagai raja dari semua buah karena sifat pemyembuhan yang telah ditemukan melampaui buah lainnya. Minggu, 20 Maret 2022; Cari. Network.
Mangoes of Gedong variety Mangifera indica L. var. gedong is one of the exported commodities from Indonesia. Half mature mangoes of this type are called gedong mangoes, whereas the full ripe mangoes are called gedong gincu mango. This research aimed to determine the physicochemical charac-teristics, sensory attributes and volatile compounds of the above two mango types. The results showed that gedong mangoes had a lower pH value, less total soluble solid, harder texture, and the skin color had a lower intensity of lightness, redness, and yellowness as compared to gedong gincu mango. The sensory analysis using rate-all-that-apply RATA method showed that attributes of color, fibrous, aroma fruity, caramel, cooked, green, fermented, floral, sweet, taste sweet, sour, melting, firmness, juiciness and astringency were significantly different between gedong and gedong gincu mango. The overall sensory of gedong gincu mangoes was more preferred by the panelists with the hedonic score of 6= like while that of gedong mango was 5= slightly like. The sensory profiles of both mangoes were supported by the analysis of their volatile compounds. The gedong mango had predominantly green type of volatiles aroma while the gedong gincu was dominated by the fruity sweet ones. The sensory acceptability of gedong gincu mango was significantly higher rather than that of gedong mango. Gambar 2. Atribut sensori buah mangga gedong dan gedong gincu, 6 hari setelah panen Tabel 4 menunjukkan nilai L, a, b dan ยฐHue dari daging buah dan kulit buah mangga gedong dan gedong gincu. Daging buah mangga gedong memiliki tingkat kecerahan lebih tinggi, intensitas warna merah lebih rendah, serta lebih berwarna kuning dibandingkan gedong gincu. Deskripsi warna daging buah gedong yaitu yellow red kuning kemerahan sedangkan gedong gincu memiliki deskripsi warna red merah. Hal ini sesuai dengan intensitas atribut sensori warna yang menunjukkan bahwa daging buah mangga gedong memiliki warna kuning sedangkan daging buah mangga gedong gincu memiliki warna kuning kemerahan. Warna daging buah mangga gedong gincu yang lebih pekat disebabkan oleh peningk n kon en i k o enoid ฮฒ-karoten dan lutein pada proses pematangan buah Christ dan Hortensteiner, 2013. Kulit buah mangga gedong memiliki tingkat kecerahan, intensitas warna merah dan kuning yang lebih rendah dibandingkan buah mangga gedong gincu. Deskripsi warna kulit buah mangga gedong dan gedong gincu adalah yellow red kuning kemerahan. Berdasarkan diagram warna L, a, b, nilai derajat warna dari gedong gincu memiliki intensitas warna yellow red kuning kemerahan yang mendekati warna red merah, dibandingkan dengan nilai derajat warna gedong. Pada proses pematangan buah mangga, terjadi peningkatan produksi etilen yang menyebabkan warna kulit buah menjadi lebih terang Doke et al., 2018. Zhang et al. 2018 menyatakan bahwa kandungan klorofil pada kulit buahโฆ Figures - uploaded by Christofora Hanny WijayaAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Christofora Hanny WijayaContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Versi Online DOI Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 ISSN 1979-7788 Terakreditasi Ristekdikti 51/E/KPT/2017 113 KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN PROFIL SENSORI MANGGA GEDONG PADA DUA TINGKAT KEMATANGAN [Physicochemical Characteristics and Sensory Profile of Gedong Mango at Two Different Maturity Levels] Mutiara Utami1, Christofora Hanny Wijaya2*, Darda Efendi3, dan Dede Robiatul Adawiyah2 1 Program Studi Magister Ilmu Pangan, Sekolah Pascasarjana, IPB University, Bogor 2 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Bogor 3 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University, Bogor Diterima 13 Mei 2020 / Disetujui 18 Agustus 2020 ABSTRACT Mangoes of Gedong variety Mangifera indica L. var. gedong is one of the exported commodities from Indonesia. Half mature mangoes of this type are called gedong mangoes, whereas the full ripe mangoes are called gedong gincu mango. This research aimed to determine the physicochemical charac-teristics, sensory attributes and volatile compounds of the above two mango types. The results showed that gedong mangoes had a lower pH value, less total soluble solid, harder texture, and the skin color had a lower intensity of lightness, redness, and yellowness as compared to gedong gincu mango. The sensory analysis using rate-all-that-apply RATA method showed that attributes of color, fibrous, aroma fruity, caramel, cooked, green, fermented, floral, sweet, taste sweet, sour, melting, firmness, juiciness and astringency were significantly different between gedong and gedong gincu mango. The overall sensory of gedong gincu mangoes was more preferred by the panelists with the hedonic score of 6= like while that of gedong mango was 5= slightly like. The sensory profiles of both mangoes were supported by the analysis of their volatile compounds. The gedong mango had predominantly green type of volatiles aroma while the gedong gincu was dominated by the fruity sweet ones. The sensory acceptability of gedong gincu mango was significantly higher rather than that of gedong mango. Keywords gedong mango, physicochemical characteristic, rate-all-that-apply, sensory profile, SPME ABSTRAKBuah mangga varietas gedong Mangifera indica L. var. gedong merupakan salah satu komoditas buah ekspor dari Indonesia. Buah mangga gedong adalah buah dengan kematangan half mature sete-ngah matang, sedangkan buah yang telah mencapai tingkat kematangan full ripe matang disebut buah mangga gedong gincu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik fisikokimia, atribut sensori dan komponen volatil dari buah mangga pada 2 tingkat kematangan tersebut. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa buah mangga gedong memiliki nilai pH yang lebih rendah, total padatan terlarut yang lebih kecil, tekstur daging buah yang lebih keras, dan warna kulit buah yang lebih rendah intensitas kecerahan, warna merah serta warna kuningnya bila dibandingkan dengan buah mangga gedong gincu. Analisis sen-sori menggunakan metode rate-all-that-apply RATA menunjukkan bahwa atribut sensori warna, berse-rat, aroma fruity/aroma buah-buahan, caramel/aroma karamel, cooked/aroma buah matang, green/aroma buah mentah, fermented/aroma terfermentasi, floral/aroma bunga, sweet/aroma manis, rasa manis, asam, melting daya leleh, firmness kukuh, teguh, juiciness berair dan astringency sepat berbeda secara signifikan pada buah mangga dengan 2 tingkat kematangan. Penerimaan sensori secara kese-luruhan menunjukkan panelis lebih menyukai buah mangga gedong gincu skor hedonik 6,20ยฑ0,09; 6 = suka dibandingkan dengan buah mangga gedong skor hedonik 5,37ยฑ0,09; 5= agak suka. Profil sensori dari buah mangga dengan 2 tingkat kematangan tersebut didukung oleh hasil analisis komponen volatil aromanya. Buah mangga gedong didominasi oleh komponen volatil aroma yang memiliki aroma green aroma buah mentah sedangkan buah mangga gedong gincu oleh komponen volatil beraroma fruity, sweet aroma buah-buahan, aroma manis. Kata kunci karakteristik fisikokimia, mangga gedong, profil sensori, rate-all-that-apply, SPME *Penulis Korespondensi E-mail channywijaya DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 114 PENDAHULUAN Buah mangga varietas gedong Mangifera indica L. var. gedong merupakan salah satu buah komoditas ekspor dari Indonesia. Buah mangga varietas gedong dipanen saat mencapai tingkat ke-matangan setengah matang half mature yaitu < 108 HSBM disebut buah mangga gedong dan ma-tang full ripe yaitu 109-120 HSBM disebut buah mangga gedong gincu Sari et al., 2016. Sentra produksi buah mangga gedong yaitu di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Secara fisik, buah mangga gedong umumnya ber-ukuran 6-15 cm, bentuk buahnya bulat, serta memili-ki berat mencapai 200-300 g. Buah mangga gedong memiliki warna kulit hijau. Selama proses pema-tangan, warna kulit buah berangsur-angsur berubah menjadi kuning kemerahan dan disebut buah mangga gedong gincu. Tingkat kematangan menjadi salah satu faktor terpenting dalam perdagangan buah mangga. Buah mangga gedong diperdagangkan ke negara dengan jarak yang jauh Fahri et al., 2016 dan dipanen saat buah matang mature tapi belum masak ripe. Se-lama proses transportasi, buah mangga mengalami perubahan cita rasa sehingga mencapai kualitas pe-nerimaan konsumen. Hal ini karena buah mangga digolongkan sebagai buah klimakterik yang mampu melanjutkan proses pematangan setelah buah dipa-nen dari pohon induknya Siriamornpun et al., 2017. Penerimaan konsumen terhadap buah mangga di-tentukan oleh penampakan buah, kesegaran, warna, tekstur, rasa, dan aroma. Karakteristik ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kematang-an dari buah mangga White et al., 2016. Selama proses pematangan, dibebaskan ba-nyak komponen volatil dari buah mangga yang me-mengaruhi kualitas aroma buah mangga matang. Komponen volatil dari buah mangga juga dipenga-ruhi oleh kultivar serta letak geografis buah Li et al., 2017; Munafo et al., 2014. Komponen volatil yang terkandung dalam buah mangga telah banyak di-pelajari melalui berbagai metode pemisahan. Proses memisahkan komponen volatil dari suatu bahan pangan memiliki tingkat kesulitan tertentu. Hal ini karena komponen tersebut memiliki tingkat volatili-tas tinggi dengan konsentrasi yang rendah dalam matriks pangan. Metode pemisahan komponen vola-til yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode solid-phase microextraction SPME. Peng-gunaan metode SPME dianggap cepat, sederhana, sensitif, dan tidak menggunakan pelarut Liu et al., 2020. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas buah mangga varietas gedong adalah dengan me-ngembangkan pengetahuan mengenai profil cita rasa pembentuk buah mangga. Informasi terkait sifat fisikokimia, profil sensori, serta komponen volatil pembentuk aroma buah mangga menjadi penting sebagai dasar untuk memperoleh profil mutu buah mangga secara utuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik fisikokimia dan atribut sensori penciri dari buah mangga varietas gedong pada dua tingkat kematangan yang ber-beda. BAHAN DAN METODE Bahan Buah mangga varietas gedong Mangifera indica L. var. gedong didapatkan dari petani lokal di Cirebon, Jawa Barat dengan dua umur buah yang berbeda yaitu buah mangga gedong dengan umur buah 88 hari dan buah mangga gedong gincu dengan umur buah 110 hari setelah bunga mekar HSBM. Informasi mengenai umur buah diperoleh dari petani lokal tanpa melakukan penandaan pada bunga mangga tagging. Warna kulit buah mangga gedong adalah hijau dan buah mangga gedong gincu adalah kuning dengan semburat kemerahan. Buah mangga gedong dan gedong gincu memiliki bentuk bulat dengan tekstur keras untuk Gedong dan agak lunak untuk gedong gincu. Buah mangga gedong dan gedong gincu memiliki kisaran berat 200-260 g. Contoh dari buah mangga gedong dan gedong gincu pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1. Penampakan buah mangga gedong A dan gedong gincu B, 4 hari setelah pe-manenan Persiapan sampel Buah mangga gedong diambil dari 4 pohon sedangkan buah mangga gedong gincu diambil dari 5 pohon. Sebanyak 35 buah mangga gedong dan 35 buah mangga gedong gincu kemudian dikumpulkan untuk disortasi dan dibersihkan untuk menghilang-kan getah dan kotoran yang menempel pada kulit. Sebanyak 29 buah mangga gedong dan 34 buah mangga gedong gincu hasil sortasi kemudian di- DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 115 susun kedalam peti kayu berongga yang sudah dila-pisi dengan kertas karton yang dilubangi untuk di-bawa ke laboratorium menggunakan mobil pada kondisi suhu ruang 20-25ยฐC. Setelah buah tiba di laboratorium, kembali dilakukan sortasi untuk memi-sahkan buah yang rusak dan memar selama proses transportasi. Sebanyak 27 buah mangga gedong dan 27 buah mangga gedong gincu didapatkan ke-mudian buah dipisahkan untuk analisis fisikokimia, analisis sensori, dan analisis komponen volatil. Ana-lisis fisikokimia dilakukan pada hari ke empat sete-lah panen, sementara analisis sensori dilaksanakan pada hari ke enam setelah panen, dan analisis kom-ponen volatil dilakukan 10 hari setelah panen. Buah mangga gedong dan gedong gincu disimpan dalam refrigerator suhu 4ยฐC dengan dibungkus sebagian menggunakan kertas koran hingga digunakan untuk analisis. Analisis total asam tertitrasi TAT AOAC, 2012 Analisis total asam tertitrasi TAT dilakukan menggunakan 3 buah mangga gedong dan 3 buah mangga gedong gincu, yang masing-masing dihan-curkan dengan blender Sharp tipe SB-TW101P, Cina secara terpisah. Analisis total asam tertitrasi TAT dilakukan dengan mentitrasi sebanyak 100 mL pure sampel dengan NaOH 0,1 N Merck Indonesia, triplo. Tiap sampel sudah ditetesi 3-5 tetes indikator phenolphthalein pp. Volume dari NaOH yang digunakan hingga larutan sampel me-ngalami perubahan warna dicatat dan dilakukan per-hitungan berikut ๎ท๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎ฑ๎๎ฒ๎ซ๎ฎ๎ฑ๎๎ฉ๎๎ฎ๎๎๎๎ฑ๎๎ฒ๎ซ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ Pengukuran pH Zainal et al., 2017 Pengukuran pH dilakukan terhadap 3 buah mangga gedong dan 3 buah mangga gedong gincu, triplo, yang masing-masing diblender secara terpi-sah. Pengukuran dilakukan menggunakan pH meter dengan alat 700 Eutech Instruments Thermo Fisher Scientific Inc, USA. Analisis total padatan terlarut TPT AOAC, 2012 Analisis total padatan terlarut TPT dilakukan terhadap 3 buah mangga gedong dan 3 buah mang-ga gedong gincu, triplo, yang masing-masing di-blender secara terpisah, dengan pengukuran meng-gunakan Abbe Refractometer Spectronic Instru-ments Thermo Fisher Scientific Inc, USA. TPT terbaca langsung pada layar refractometer dalam satuan ยฐBrix. Analisis warna AOAC, 2012 Analisis warna dilakukan pada permukaan kulit buah dan daging buah mangga 3 buah mangga gedong dan 3 buah mangga gedong gincu, triplo menggunakan alat chromameter Hunter L, a, b Minolta CR-300/CR-310, Jepang. Pengukuran firmness Nassur et al., 2015 Pengukuran firmness daging buah mangga 3 buah mangga gedong dan 3 buah mangga gedong gincu, triplo dilakukan menggunakan alat penetro-meter dengan 8 mm probe load cell 50 kg; Digital Penetrometer Precision Scientific Petroleum Com-pany USA. Analisis profil sensori citarasa buah mangga gedong dan gedong gincu Ngamchuachit et al., 2015; Ares et al., 2014 Profil sensori buah mangga gedong dan ge-dong gincu dilaksanakan berdasarkan Keterangan Lolos Kaji Etik Ethical Approval Nomor 109/IT3. KEPMSM-IPB/SK/2018 pada 09 Oktober 2018 oleh Komisi Etik Penelitian yang Melibatkan Subyek Ma-nusia LPPM IPB. Profil sensori citarasa buah mang-ga gedong dan gedong gincu dianalisis mengguna-kan uji sensori metode rate-all-that-apply RATA Ares et al., 2014 yang mampu mengukur intensitas atribut sensori yang berkontribusi pada buah mang-ga. Metode RATA menggunakan 100 orang panelis tidak terlatih usia 20-51 tahun; 74 perempuan dan 26 laki-laki yang merupakan akademisi dan maha-siswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan ITP, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Panelis diminta untuk memberikan penilaian terhadap intensitas atri-but sensori dari buah mangga gedong dan gedong gincu. Atribut sensori yang dinilai intensitasnya di-ambil berdasarkan studi literatur buah mangga, yaitu atribut penampakan, aroma, rasa, tekstur, dan aftertaste sisa rasa Tabel 1. Apabila panelis tidak dapat merasakan adanya atribut sensori pada sampel, maka panelis memberikan tanda centang ๏ผ pada kolom tidak dapat dirasakan. Evaluasi atri-but sensori untuk setiap sampel menggunakan 5 skala ordinal, yaitu skala 1 menunjukkan intensitas atribut sensori yang sangat lemah dan skala 5 me-nunjukkan intensitas atribut sensori yang sangat kuat. Setelah selesai melakukan uji RATA, panelis yang sama diminta melakukan uji hedonik yang ber-tujuan untuk mengetahui penerimaan panelis terha-dap sampel Ngamchuachit et al., 2015. Panelis di-minta untuk memberikan rating berupa penilaian tingkat kesukaan keseluruhan overall dari buah mangga gedong dan gedong gincu. Karakterisasi komponen volatil buah mangga gedong dan gedong gincu San et al., 2017 Analisis komponen volatil buah mangga gedong dan gedong gincu pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen volatil yang hanya terdapat pada buah mangga gedong, komponen volatil yang hanya terdapat pada buah mangga ge- DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 116 dong gincu, serta komponen volatil yang mengalami perubahan konsentrasi pada buah mangga gedong dan buah mangga gedong gincu. Tabel 1. Atribut sensori dan deskripsinya dalam uji rate-all-that-apply RATA Warna daging buah kuning hingga kuning kemerahan Terlihat serat/serabut pada permukaan buah Aroma khas buah mangga gedong gincu matang Aroma manis yang khas buah jambu matang Aroma agak asam seperti sitrus, khas buah jeruk Aroma manis, sedikit tajam, khas buah nanas Aroma seperti buah dimasak Aroma agak asam seperti buah belum matang Aroma kombinasi dari aroma manis, buah terlalu matang, dan sedikit asam Aroma manis seperti bunga Aroma seperti jamur segar Rasa seperti larutan sukrosa Rasa seperti larutan kafein Rasa seperti larutan asam sitrat Kemudahan penekanan po-tongan mangga ke bagian atas mulut dengan lidah Energi yang dibutuhkan untuk menekan sampel diantara li-dah dan langit-langit mulut Jumlah cairan yang dilepas-kan dari sampel selama gigit-an pertama Keberadaan serat didalam rongga mulut Sensasi kering-berkerut pada permukaan lidah Keterangan Ledeker et al. 2014 Analisis komponen volatil dari buah mangga di-lakukan menggunakan headspace solid-phase mic-roextraction SPME San et al., 2017. Sebanyak 2,5 g pure buah mangga gedong dan 2,5 g pure buah mangga gedong gincu diekstrak menggunakan 3 lapisan serat SPME 100 ยตm PDMS, 65 ยตm PDMS/DVB, 50/30 ยตm DVB/CAR/PDMS Supelco Park, Bellefonte, PA, USA. Ekstraksi SPME dilaku-kan pada suhu 40ยฐC dengan penambahan 1 g NaCl yang ditempatkan dalam 15 mL vial Merck, Aus-tralia yang dibungkus menggunakan PTFE-lined screw cap. Pengadukan dilakukan hingga ekstrak menjadi homogen. Waktu ekstraksi adalah selama 30 menit. Hasil ekstraksi dianalisis menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry Agilent 7890A GC-MS, Agilent Technologies, USA dileng-kapi dengan Agilent Technologies 7693 Auto-sampler dan dipasangkan ke 5975C inert XL E1/C1 MSD dengan Triple Axis Detector dengan metode injeksi splitless, yaitu gas pembawa mengangkut seluruh sampel ke dalam kolom. Suhu injeksi diatur pada 260ยฐC. Kolom yang digunakan adalah DB-FFAP dengan diameter dalam 0,25 mm, panjang 30 m, dan ketebalan 0,25 ยตm. 1,4-dichlorobenzene di-gunakan sebagai internal standar dan n-alkana C9-C22 digunakan sebagai standar Gas Chromatogra-phy-Mass Spectrometry GC-MS. Helium diguna-kan sebagai gas pembawa dengan kecepatan 1 mL/menit. Komponen volatil dari buah mangga yang terdeteksi ditampilkan sebagai peak puncak kro-matogram. Analisis komponen volatil dilakukan de-ngan membandingkan pola spektra massa kompo-nen buah mangga dengan pola spektra massa kom-ponen yang sama pada mass spectra library Natio-nal Institute Standard and Technology 14 NIST14. Selanjutnya prediksi dari konsentrasi komponen vo-latil dalam buah mangga dihitung dengan persama-an sebagai berikut Prediksi Konsentrasi Komponen Volatil ppb = ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎ฌ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎ฌ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎ซ๎๎๎๎๎๎ B adalah komponen volatil terdeteksi GC-MS. SI adalah standar internal 1,4-dichlorobenzene. Analisis data Analisis data karakteristik fisikokimia dan inten-sitas sensori dari buah mangga gedong dan ge-dong gincu dilakukan dengan menggunakan depen-dent t-test/paired sample t-test uji T-berpasangan XLSTAT 16 yang bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata dari dua seri sampel yang terkait. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik fisikokimia buah mangga gedong dan gedong gincu Tabel 2 menunjukkan ciri fisik dari buah mang-ga gedong dan gedong gincu yang digunakan pada penelitian ini. Buah mangga gedong dipanen saat DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 117 mencapai 88 hari setelah bunga mekar HSBM dan buah mangga gedong gincu dipanen saat umur buah 110 hari HSBM. Waktu panen ini sesuai de-ngan standar operasional prosedur mangga gedong gincu off season diluar musim yang menyebutkan bahwa buah mangga gedong gincu yang belum matang memiliki umur buah <108 hari sedangkan buah mangga gedong gincu yang telah matang memiliki umur buah 108-120 hari Disperta, 2016. Tabel 2. Ciri fisik sampel buah mangga, 4 hari sete-lah pemanenan Kuning, terdapat bercak kemerahan Tabel 3 menunjukkan nilai pH, total asam ter-titrasi, total padatan, rasio gula-asam, dan firmness dari buah mangga gedong dan gedong gincu. Pe-ningkatan nilai pH pada buah mangga gedong gincu diduga berhubungan dengan kandungan asam orga-nik dalam buah yang mengalami ionisasi saat pro-ses pematangan. Zainal et al. 2017 melaporkan bahwa pada proses pematangan buah, terjadi pe-ningkatan kandungan air yang menyebabkan asam organik dalam buah terionisasi membentuk ion hidronium H3O+. Nilai pH dihitung sebagai negatif log dari konsentrasi ion hidronium bebas H3O+. Peningkatan ion hidronium bebas H3O+ pada buah mangga gedong gincu menyebabkan semakin ting-ginya nilai pH yang terukur pada buah tersebut. Kandungan asam terlarut pada buah mangga gedong lebih tinggi daripada gedong gincu. Batista-Silva et al. 2018 menyatakan bahwa buah mangga menunjukkan peningkatan respirasi pada saat dimu-lainya proses ripening pemasakan buah. Pada proses respirasi, terjadi dekarboksilasi asam malat dalam buah yang menurunkan kandungan asam organik Etienne et al., 2013. Hal ini menyebabkan kandungan asam organik pada buah mangga ge-dong lebih tinggi daripada gedong gincu. Tingginya kandungan asam tertitrasi pada buah mangga gedong ini juga didukung oleh hasil profil sensori Gambar 2. Total padatan terlarut pada buah mangga gedong lebih rendah secara signifikan dibandingkan gedong gincu. Total padatan terlarut meningkat se-iring dengan meningkatnya proses pematangan buah Hossain et al., 2014. Hal ini karena pada proses pematangan buah terjadi hidrolisis pati. Pada saat buah mencapai maturity kematangan 17-20 minggu setelah penyerbukan, mulai terjadi hidrolisis pati secara cepat. Pati terhidrolisis menjadi gula se-derhana, yaitu sukrosa, glukosa, dan fruktosa de-ngan bantuan enzim seperti ๎ฎ-amilase. Jumlah total padatan terlarut juga memengaruhi profil sensori rasa manis pada buah mangga. Intensitas rasa ma-nis dari buah mangga gedong lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan buah mangga ge-dong gincu Gambar 2. Rasio gula-asam dari buah mangga gedong 0,23 lebih rendah dibandingkan buah mangga gedong gincu 0,79. Asam organik yang terdapat pada buah berdaging lunak sebagian besar berasal dari proses respirasi. Sementara itu, proses akumu-lasi pati menentukan kandungan padatan terlarut ยฐBrix dari buah yang telah matang. Kandungan gula yang tercermin dalam total padatan terlarut ยฐBrix meningkat sebagai hasil dari konversi karbo-hidrat menjadi gula sederhana selama proses pema-tangan. Konversi karbohidrat ini menjadi parameter penting bagi proses pematangan pada buah mang-ga dan buah klimakterik lainnya. Hal ini menyebab-kan rasio dari ยฐBrix/asam sering digunakan sebagai indeks tingkat kematangan. Daging buah mangga gedong 14,73ยฑ0,11 lebih keras dibandingkan daging buah mangga gedong gincu 17,46ยฑ0,48 Tabel 3. Yannam et al. 2014 menyatakan bahwa pada saat buah mangga gedong memasuki proses pematangan, terjadi degradasi enzimatis pada struktur dinding sel yang menyebabkan pelunakan daging buah. Pektin pada dinding sel tanaman mengalami konversi menjadi soluble pectin oleh enzim poligalakturonase PG Zheng et al., 2014. Soluble pectin ini menyebab-kan melemahnya ikatan antar dinding sel, sehingga tekstur buah menjadi lunak. Pelunakan daging buah mangga gedong gincu juga dapat dilihat pada profil sensori buah mangga pada atribut firmness kukuh, teguh, melting daya leleh, dan juiciness berair. Tabel 3. Nilai pH, total asam tertitrasi, total padatan, rasio gula-asam dan firmness buah mangga gedong dan gedong gincu, 4 hari setelah pemanenan Total Asam Tertitrasi % Keterangan Angka yang diikuti oleh tanda bintang * menunjukkan berbeda nyata antar buah mangga pada taraf 5% dengan uji paired t-test. Nilai yang ditampilkan dalam tabel adalah nilai rata-rata dari tiga kali ulangan DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 118 0,000,501,001,502,002,503,003,504,004,50Warna BerseratFruityJambuJerukNanasKaramelCookedGreenFermentedFloralMustySweet aromaRasa ManisRasa PahitRasa AsamMeltingFirmnessChewinessJuicinessFibrousnessAstringencyStarchyGedong Gedong GincuGambar 2. Atribut sensori buah mangga gedong dan gedong gincu, 6 hari setelah panen Tabel 4 menunjukkan nilai L, a, b dan ยฐHue dari daging buah dan kulit buah mangga gedong dan gedong gincu. Daging buah mangga gedong memiliki tingkat kecerahan lebih tinggi, intensitas warna merah lebih rendah, serta lebih berwarna ku-ning dibandingkan gedong gincu. Deskripsi warna daging buah gedong yaitu yellow red kuning keme-rahan sedangkan gedong gincu memiliki deskripsi warna red merah. Hal ini sesuai dengan intensitas atribut sensori warna yang menunjukkan bahwa da-ging buah mangga gedong memiliki warna kuning sedangkan daging buah mangga gedong gincu me-miliki warna kuning kemerahan. Warna daging buah mangga gedong gincu yang lebih pekat disebabkan ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ -karoten dan lutein pada proses pematangan buah Christ dan Hortensteiner, 2013. Kulit buah mangga gedong memiliki tingkat kecerahan, intensitas warna merah dan kuning yang lebih rendah dibandingkan buah mangga gedong gincu. Deskripsi warna kulit buah mangga gedong dan gedong gincu adalah yellow red kuning keme-rahan. Berdasarkan diagram warna L, a, b, nilai derajat warna dari gedong gincu memiliki intensitas warna yellow red kuning kemerahan yang mende-kati warna red merah, dibandingkan dengan nilai derajat warna gedong. Pada proses pematangan buah mangga, terjadi peningkatan produksi etilen yang menyebabkan warna kulit buah menjadi lebih terang Doke et al., 2018. Zhang et al. 2018 me-nyatakan bahwa kandungan klorofil pada kulit buah berkurang selama proses pematangan yang menye-babkan pigmen karotenoid menjadi lebih terlihat. Hal inilah yang menyebabkan kulit buah mangga ge-dong yang berwana hijau menjadi berwarna kuning kemerahan. Profil sensori citarasa buah mangga gedong dan gedong gincu Gambar 2 menunjukkan intensitas atribut sen-sori yang berkontribusi pada buah mangga gedong dan gedong gincu. Profil sensori buah mangga ge-dong berbeda dengan profil sensori buah mangga gedong gincu, yaitu pada warna, berserat, aroma lemony aroma buah-buahan, caramel aroma kara-mel, cooked aroma buah matang, green aroma buah mentah, fermented aroma terfermentasi, flo-ral aroma bunga, sweet aroma manis, rasa ma-nis, rasa asam, melting daya leleh, firmness ku-kuh, teguh, juiciness berair, dan astringency sen-sasi sepat. Intensitas atribut sensori rasa manis pada buah mangga gedong 3,71ยฑ0,10 lebih rendah dibanding-kan dengan gedong gincu 4,23ยฑ0,10 Tabel 5. Intensitas rasa manis ini didukung oleh hasil total padatan terlarut pada buah mangga. Total padatan terlarut pada buah mangga gedong lebih rendah di-bandingkan buah mangga gedong gincu. Rasa buah mangga gedong gincu yang lebih manis diduga di-sebabkan oleh akumulasi gula sederhana yang di-sintesis secara aktif selama proses pematangan buah Batista-Silva et al., 2018. DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 119 Tabel 4. Warna daging buah mangga gedong dan gedong gincu, 4 hari setelah panen Keterangan Angka yang diikuti oleh tanda bintang * menunjukkan berbeda nyata antar buah mangga pada taraf 5% dengan uji paired t-test. Nilai yang ditampilkan dalam tabel adalah nilai rata-rata dari tiga kali ulangan Tabel 5. Intensitas atribut sensori buah mangga gedong dan gedong gincu, 6 hari setelah panen Fruity aroma buah-buahan Orange aroma buah jeruk Pineapple aroma buah nanas Cooked aroma buah matang Green aroma buah mentah Fermented aroma terfermentasi Musty aroma jamur segar Astringency sensasi sepat Starchy sensasi bertepung Keterangan *Nilai rataan berbeda secara signifikan pada P๎๎,05; 1= sangat lemah; 2= agak lemah; 3= sedang; 4= agak kuat; 5= sangat kuat Intensitas atribut sensori aroma sweet aroma manis pada buah mangga gedong lebih rendah di-bandingkan buah mangga gedong gincu. Hal ini di-dukung oleh komponen volatil yang ditemukan pada buah mangga gedong gincu yang didominasi oleh komponen beraroma sweet aroma manis. Berda-sarkan hasil analisis komponen volatil yang terde-teksi pada buah mangga gedong gincu, komponen volatil yang memiliki aroma sweet aroma manis yaitu etil 2,4-heksadienoat, 4-etil-o-silena. Tabel 6. Intensitas atribut sensori aroma fruity buah-buahan, aroma caramel karamel, aroma cooked buah matang, aroma green buah mentah, aroma fermented terfermentasi, aroma floral bunga pada buah mangga gedong lebih rendah dibandingkan buah mangga gedong gincu. Fenomena yang sejalan dengan hasil karakterisasi komponen volatil yang menunjukkan bahwa buah mangga gedong gincu didominasi oleh komponen beraroma fruity buah-buahan dan floral bunga, yaitu komponen 3-caren, etil butirat, butil asetat, heksil asetat, serta etil heptanoat Tabel 6. Intensitas atribut sensori aroma green aroma buah mentah pada buah mangga gedong lebih ting-gi 1,21ยฑ0,11 dibandingkan gedong gincu 0,91ยฑ 0,11 Tabel 5. Hal ini didukung dengan hasil ana-lisis komponen volatil yang menunjukkan bahwa komponen volatil beraroma green aroma buah mentah lebih banyak terdeteksi pada buah mangga gedong daripada gedong gincu. DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 120 Tabel 6. Komponen volatil yang hanya ditemukan pada buah mangga gedong atau gedong gincu, 10 hari setelah panen Prediksi Konsentrasi ppb cis-3-heksen-1-ol, asetat Asam 2-butenoat, 3-heksenil ester, E,Z- Keterangan aHasil identifikasi mass spectra dengan data referensi dari Library; bDeskripsi aroma berdasarkan referensi yang melaporkan komponen volatil yang ditemukan pada buah mangga; [1]Tamura et al. 2001; [2]Bonneau et al. 2016; [3]Pino 2012; [4]Leffingwell 2008; [5]Pino et al. 2012; [6]Wang et al. 2016. Komponen volatil yang memiliki aroma green aroma buah mentah pada buah mangga gedong yaitu 1-heksanol, trans-2-hekseno๎๎๎ ๎-siklositral, trans-geranilaseton, heksanal, 2-heksenal, E-, cis-3-heksen-1-ol, asetat, cis-3-heksenil butirat, serta asam 2-butenoat, 3-heksenil ester, E,Z- Tabel 6. Analisis sensori warna dengan parameter ang-ka yang lebih rendah menunjukkan warna kuning sedangkan angka yang lebih tinggi menunjukkan warna kuning kemerahan. Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai warna buah mangga gedong lebih ren-dah dari warna buah gedong gincu. Hal ini berarti bahwa gedong gincu memiliki warna daging buah kuning kemerahan. Hasil ini didukung oleh analisis warna yang menunjukkan bahwa daging buah ge-dong memiliki dominasi warna kuning. Intensitas atribut sensori melting daya leleh dan juiciness berair pada buah mangga gedong lebih rendah dibandingkan gedong gincu. Semen-tara itu, intensitas atribut sensori firmness kukuh, teguh pada buah mangga gedong lebih tinggi dari-pada pada buah mangga gedong gincu. Atribut sen-sori ini diduga berhubungan dengan hasil pengukur-an firmness kukuh, teguh daging buah mangga menggunakan penetrometer yang menunjukkan bahwa daging buah mangga gedong lebih keras dibandingkan daging buah mangga gedong gincu. Hal ini diduga karena pada proses pematangan buah mangga terjadi pelemahan ikatan antara din-ding sel buah sehingga tekstur buah menjadi lunak Yannam et al., 2014. Secara keseluruhan overall, tingkat penerima-an terhadap buah mangga gedong 5,37ยฑ0,09; 5= agak suka lebih rendah secara signifikan dibanding buah mangga gedong gincu 6,20ยฑ0,09; 6= suka. Hadayanti et al. 2016 menyatakan bahwa buah DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 121 mangga gedong gincu disukai oleh konsumen dan memiliki permintaan pasar yang tinggi meskipun harga jualnya termasuk tinggi. Komponen volatil pemberi aroma yang ditemu-kan hanya pada buah mangga gedong atau gedong gincu Tabel 6. Komponen volatil yang hanya dite-mukan pada buah mangga gedong sebagian besar merupakan komponen volatil yang memiliki deskripsi aroma green aroma buah mentah, fresh aroma segar dan grass aroma rerumputan Gambar 3. Di sisi lain, komponen volatil yang hanya ditemukan pada buah mangga gedong gincu didominasi oleh komponen volatil yang memiliki deskripsi aroma fruity aroma buah-buahan, floral aroma bunga, sweet aroma manis, dan woody aroma kayu-kayuan Gambar 4. Fenomena yang menunjang karakteristik sensori kedua mangga. Komponen volatil heksanal Lebrun et al., ๎๎๎๎๎๎๎ ๎-siklositral, trans-geranilaseton, iso-terpino-len Lalel et al., 2003 dilaporkan banyak terdapat pada buah mangga mentah. Hal ini sejalan dengan profil sensori buah mangga gedong yang memiliki tingkat kematangan yang lebih rendah dibandingkan buah mangga gedong gincu didominasi oleh kompo-nen volatil tipe ini. Keberadaan senyawa volatil de-ngan deskripsi aroma green aroma buah mentah, fresh aroma segar dan grass aroma rerumputan dapat menjelaskan karakteristik sensori dari buah mangga gedong, yaitu atribut aroma green aroma segar lebih dominan pada buah mangga gedong di-bandingkan buah mangga gedong gincu. Senyawa ester, antara lain ๎ฎ-etil butanoat, etil butirat, butil asetat, heksil asetat, etil heptanoat, etil 2,4-heksadienoat, yang memiliki deskripsi aroma fruity aroma buah-buahan dan sweet aroma ma-nis diduga menjadi kontributor yang menyebabkan perbedaan intensitas sensori fruity aroma buah-buahan,aroma karamel, cooked aroma buah ma-tang, floral aroma bunga, sweet aroma manis pada buah mangga gedong gincu Lalel et al., 2003 Gambar 2.White et al. 2016 menyatakan bahwa komponen ester merupakan komponen dominan yang dihasilkan oleh buah mangga yang telah ma-tang. Pada sel tumbuhan, reaksi pemecahan asam ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎-oksidasi maupun lipoksigenase dapat menghasilkan komponen aroma El Hadi et al., 2013. Gambar 3. Profil kromatogram komponen volatil buah mangga gedong melalui ekstraksi SPME DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 122 Gambar 4. Profil kromatogram komponen volatil buah mangga gedong gincu melalui ekstraksi SPME Etil butirat, butil asetat, serta etil asetat men-jadi komponen ester dominan pada buah mangga gedong gincu. Tingkat kematangan buah mangga gedong gincu juga dapat terlihat dengan terdeteksi-nya 3-caren, dek๎๎๎๎๎๎๎-pinen-1S- yang dilapor-kan oleh Lebrun et al. 2008 dan Lalel et al. 2003 yang menyatakan bahwa komponen volatil tersebut teridentifikasi pada buah mangga matang. Tabel 7 menunjukkan komponen volatil yang di-temukan pada buah mangga gedong dan buah mangga gedong gincu. Komponen volatil ๎-pinen, 1,3,8-p-menta triena, cis-linalool oksida, kariofilen, ๎-selinen, D-germakrena, serta etil sorbat meningkat jumlahnya pada buah mangga gedong dan menurun pada buah mangga gedong gincu. Berdasarkan pe-nelitian sebelumnya, komponen volatil ๎-pinen, kariofilen, ๎-mirsen, cis-3-heksenol, humulen Lebrun et al., 2008 dilaporkan lebih banyak terda-pat pada buah mangga mentah dan berkurang jum-lahnya seiring dengan pematangan buah mangga. Komponen volatil ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎-osimen, trans-kalame-nen, etil asetat, n-butil tiglat, etil kaprilat, serta etil laurat jumlahnya meningkat seiring matangnya buah mangga. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kom-๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎-osimen๎๎ ๎ฎ-kopaen๎๎ ๎ฏ-kadinen Lalel et al., 2003 lebih tinggi pada buah mangga matang dibandingkan dengan pada buah mangga mentah. Buah mangga gedong gincu memiliki penam-pakan fisik yang lebih menarik dibandingkan dengan buah mangga arumanis dan cengkir. Keunggulan penampakan fisik pada buah mangga gedong gincu menjadikan buah mangga ini lebih digemari oleh konsumen. Pathare et al. 2013 menyatakan bahwa kualitas dari bahan pangan yang dapat memberikan informasi penting untuk dipilih oleh konsumen yaitu kualitas penampakan berupa warna, ukuran, serta tekstur. Selain penampakan fisik yang menarik, buah mangga gedong gincu juga memiliki atribut sensori aroma yang kuat dan khas. Atribut sensori aroma dari buah mangga gedong gincu terdiri dari berbagai komponen volatil yang memiliki deskripsi aroma fruity aroma buah-buahan, caramel aroma karamel, cooked aroma buah matang, fermented aroma terfermentasi, floral aroma bunga dan sweet aroma manis. DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 123 Tabel 7. Komponen volatil yang ditemukan pada buah mangga gedong dan gedong gincu, 10 hari setelah panen Prediksi Konsentrasi ppb Keterangan aHasil identifikasi mass spectra dengan data referensi dari Library; bDeskripsi aroma berdasarkan referensi yang melaporkan komponen volatil yang ditemukan pada buah mangga; [1]Tamura et al. 2001; [2]Bonneau et al. 2016; [3]Pino 2012; [4]Leffingwell 2008; [5]Liu et al. 2020; [6]Grondin et al. 2015; [7]Welke et al. 2014 Hadayanti et al. 2016 melaporkan bahwa kon-sumen di Kota Bandung, Jawa Barat memiliki tingkat kesukaan yang tinggi terhadap konsumsi buah mangga gedong gincu, diikuti oleh buah mangga arumanis dan cengkir. Hal ini menunjukkan ke-unggulan buah mangga gedong gincu dari segi pe-nampakan fisik dan cita rasa. Keunggulan cita rasa yang dimiliki oleh buah mangga gedong gincu memiliki potensi untuk di-kembangkan, salah satunya melalui pemuliaan ta-naman breeding. Pemuliaan tanaman mangga de-ngan target modifikasi cita rasa khususnya pada komponen aroma menjadi penting guna mendapat-kan progeni buah mangga yang memiliki warna buah dan komponen aroma menyerupai gedong gincu. Pemuliaan tanaman dengan target modifikasi komponen aroma nantinya dapat dilakukan dengan mengkawinsilangkan gen pembawa komponen aro-ma kunci dari buah mangga gedong gincu ke buah mangga varietas lain. Proses ini masih membutuh-kan pengetahuan dasar mengenai komponen aroma kunci dari buah mangga gedong gincu, jalur meta-bolisme pembentukan komponen aroma kunci terse-but, dan identifikasi gen pembawa komponen aroma profil flavor buah mangga hasil kajian penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan keilmuan ilmiah varietas buah mangga baru unggulan. Karakteristik fisikokimia, profil sensori, serta komponen volatil pembentuk buah mangga gedong dan gedong gincu dari hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai infor-masi dasar kualitas buah mangga gedong dan ge-dong gincu yang diterima oleh konsumen bila buah dipanen saat mencapai tingkat kematangan half mature setengah matang dan full ripe matang. Pemanenan buah mangga gedong ketika mencapai umur buah 88 hari dan gedong gincu saat mencapai umur buah 110 hari direkomendasikan untuk dila-kukan. DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 124 KESIMPULAN Karakteristik fisikokimia serta profil sensori citarasa buah mangga gedong berbeda dengan gedong gincu. Buah mangga gedong memiliki nilai pH, total padatan terlarut, dan nilai firmness kukuh, teguh yang lebih rendah dibandingkan gedong gin-cu. Total asam tertitrasi dari buah mangga gedong lebih tinggi daripada gedong gincu. Warna kulit buah mangga gedong memiliki tingkat kecerahan, intensi-tas warna merah dan kuning yang lebih rendah di-bandingkan kulit buah mangga gedong gincu. Profil sensori citarasa buah mangga gedong memiliki per-bedaan intensitas atribut yang lebih lemah diban-dingkan buah mangga gedong gincu, yaitu pada atri-but sensori warna, berserat, aroma fruity aroma buah-buahan, caramel aroma karamel, cooked aroma buah matang, fermented aroma terfermen-tasi, floral aroma bunga dan sweet aroma manis, melting daya leleh, firmness kuku, teguh, juici-ness berair dan astringency sepat. Karakterisasi komponen volatil menunjukkan buah mangga gedong didominasi oleh komponen volatil yang ber-aroma green aroma buah mentah, sedangkan buah mangga gedong gincu didominasi oleh kompo-nen volatil yang beraroma fruity aroma buah-buahan dan sweet aroma manis. Sensori buah mangga gedong gincu secara keseluruhan lebih di-sukai oleh panelis skor hedonik 6,20ยฑ0,09; 6= suka dibandingkan dengan buah mangga gedong skor hedonik 5,37ยฑ0,09; 5= agak suka. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada LPPM IPB dan Kemen-ristek-Dikti yang telah mendanai penelitian ini me-lalui Program Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi PDUPT Tahun Anggaran 2018 No. 1740/ DAFTAR PUSTAKA [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2012. Official Method Solids Soluble in Fruits and Fruit Products. Chapter 37. 7. Offi-cial Methods of Analysis of AOAC International 19th ed, Volume II, Latimer, GW Editor. AOAC International Maryland, USA. [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2012. Official Method Acidity Titrat-able of Fruits Products. Chapter 37. 10. Official Methods of Analysis of AOAC International 19th ed, Volume II, Latimer, GW Editor. AOAC International Maryland, USA. Ares G, Bruzzone F, Vidal L, Cadena RS, Gimenez A, Pineau B, Hunter DC, Paisley AG, Jaeger SR. 2014. Evaluation of a rating-based variant of check-all-that-apply questions Rate-all-that-apply RATA. Food Qual Prefer 36 87-95. DOI Batista-Silva WB, Nascimento VL, Medeiros DB, Nune-Nesi A, Ribeiro DM, Zsรถgรถn A, Araรบjo WL. 2018. Modifications in organic acid profiles during fruit development and ripening Corre-lation or causation?. Front Plant Sci 9 1-20. DOI Bonneau A, Boulanger R, Lebrun M, Maraval I, Gunata Z. 2016. Aroma compounds in fresh and dried mango fruit Mangifera indica L. cv. Kent Impact of drying on volatile composition. Int J Food Sci Tech 51 789-800. DOI Christ B, Hรถrtensteiner S. 2013. Mechanism and significance of chlorophyll breakdown. J Plant Growth Regul 33 4-20 DOI Disperta. 2016. Standar Operasional Prosedur Mangga Gedong Gincu Off Season Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Pemerin-tah Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Ta-naman Pangan. Bandung. Doke ND, Dhemre JK, Khalates SM. 2018. Role of ethylene on ripening of Kesar mango fruits. Int J Chem Stud 6 170-174. Etienne A, Gรฉnard M, Lobit P, Mbeguiรฉ-A-Mbรฉguiรฉ D, Bugaud C. 2013. What controls fleshy fruit acidity? A review of malate and citrate accumu-lation in fruit cells. J Exp Bot 64 1451-1469. DOI Fahri N, Purwanto YA, Budiastra IW. 2016. Penggo-longan mangga gedong gincu berdasarkan ra-sio kandungan gula asam menggunakan pre-diksi near infrared spectroscopy. J Keteknikan Pertanian 4 31-36. DOI Grondin E, Sing ASC, Caro Y, Billerbeck GMD, Franรงois JM, Petit T. 2015. Physiological and biochemical characteristics of the ethyl tiglate production pathway in the yeast Saprochaete suaveolens. Yeast 32 57-66. Hadayanti D, Deliana Y, Natawidjaja RS. 2016. Fak-tor dominan dari preferensi konsumen dalam pemilihan jenis mangga Mangifera indica Suatu kasus di supermarket di kota Bandung. J Agrikultura 27 94-101. DOI El Hadi MAM, Zhang F-J, Wu F-F, Zhou C-H, Tao J. 2013. Advances in fruit aroma volatile research DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 125 Molecules 18 8200-8229. DOI les18078200. Hossain MdA, Rana MdM, Kimura Y, Roslan HA. 2014. Changes in biochemical characteristics and activities of ripening associated enzymes in mango fruit during the storage at different tem-peratures. Biomed Res Int 2014 1-11. DOI 10. 1155/2014/232969. Leffingwell & Associates. 2008. Odor & flavor detection thresholds in water in parts per billion. [21 Januari 2020]. Lalel HJD, Singh Z, Tan SC. 2003. Aroma volatiles ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ต๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎P๎๎๎๎๎ถ๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฅ๎๎๎๎ ๎ท๎๎๎ ๎7 323-336. DOI Lebrun M, Plotto A, Goodner K, Ducamp MN, Baldwin E. 2008. Discrimination of mango fruit maturity by volatiles using the electronic nose and gas chromatography. Postharvest Biol Tec 48 122-131. DOI Ledeker CN, Suwonsichon S, Chambers DH, Adhi-kari K. 2014. Comparison of sensory attributes in fresh mangoes and heat-treated mango purรฉes prepared from Thai cultivars. LWT-Food Sci Technol 56 138-144. DOI Li L, Ma XW, Zhan RL, Wu HX, Yao QS, Xu WT, Luo C, Zhou YG, Liang QZ, Wang SB. 2017. Profiling of volatile fragrant components in a mini-core collection of mango germplasms from seven countries. PLoS One 12 1-14. DOI Liu H, An K, Su S, Yu Y, Wu J, Xiao G, Xu Y. 2020. Aromatic characterization of mangoes Mangi-fera indica L. using solid phase extraction coupled with gas chromatography-mass spec-trometry and olfactometry and sensory analy-ses. Foods 9 1-20. DOI 75. Munafo JP, Didzbalis J, Schnell RJ, Schieberle P, Steinhaus M. 2014. Characterization of the ma-jor aroma-active compounds in mango Mangi-fera indica L. cultivars haden, white alfonso, praya sowoy, royal special, and malindi by application of a comparative aroma extract dilu-tion analysis. J Agric Food Chem 62 4544-4551. DOI Nassur RCMR, GonzรกlezโMoscoso S, Crisosto GM, Lima LCO, Boas EVB, Crisosto CH. 2015. Describing quality and sensory attributes of 3 mango Mangifera indica L. cultivars at 3 ri-peness stages based on firmness. J Food Sci 80 S2055-S2063. DOI 989. Ngamchuachit P, Sivertsen HK, Mitcham EJ, Barrett DM. 2015. Influence of cultivar and ripeness stage at the time of fresh-cut processing on instrumental and sensory qualities of fresh-cut mangos. Postharvest Biol Tech 106 11-20. DOI Pathare PB, Opara UL, Al-Said FA. 2013. Colour measurement and analysis in fresh and pro-cessed foods-a review. Food Bioproc Tech 6 36-60. DOI Pino JA. 2012. Odour-active compounds in mango Mangifera indica L. cv. Corazรณn. Int J Food Sci Tech 47 1944-1950. DOI Pino JA, Quijano CE. 2012. Study of the volatile compounds from plum Prunus domestica L. cv. Horvin and estimation of their contribution to the fruit aroma. Food Sci Technol 32 76-83. DOI San AT, Joyce DC, Hofman PJ, Macnish AJ, Webb RI, Matovic NJ, Williams CM, De Voss JJ, Wong SH, Smyths HE. 2017. Stable isotope dilution assay SIDA and HS-SPME-GCMS quantification of key aroma volatiles for fruit and sap of Australian mango cultivars. Food Chem 221 613-619. DOI Sari HP, Purwanto YA, Budiastra IW. 2016. Pendu-gaan kandungan kimia mangga gedong gincu menggunakan spektroskopi inframerah dekat. Agritech 36 294-301. DOI 16599. Siriamornpun S, Kaewseejan N. 2017. Quality, bio-active compounds and antioxidant capacity of selected climacteric fruits with relation to their maturity. Sci Hortic-Amsterdam 221 33-42. DOI Tamura H, Boonbumrung S, Yoshizawa T, Varanya-nond W. 2001. The volatile constituents in the peel and pulp of a green Thai mango, Khieo Sawoei cultivar Mangifera indica L.. Food Sci Technol Res 7 72-77. DOI Wang L-B, Bai J, Yu Z-F. 2016. Difference in vo-latile profile between pericarp tissue and locular gel in tomato fruit. J Integr Agric 15 2911-2920. DOI Welke JE, Zanus M, Lazzarotto M, Zini CA. 2014. Quantitative analysis of headspace volatile compounds using comprehensive two-dimen-sional gas chromatography and their contribu-tion to the aroma of Chardonnay wine. Food Res Int 59 85-99. DOI White IR, Blake RS, Taylor AJ, Monks PS. 2016. Metabolite profiling of the ripening of mangoes DOI J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 312 113-126 Th. 2020 126 Mangifera indica ๎ฏ๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎ท๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎๎๎ถ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎-time measurement of volatile organic com-pounds. Metabolomics 12 1-11. DOI s11306-016-0973-1. Yannam SK, Shetty PR, Obulum VSR. 2014. Optimi-zation, purification and characterization of poly-galacturonase from mango peel waste pro-duced by Aspergillus foetidus. Food Technol Biotechnol 52 359-367. Zainal PW, Purwanto AY, Ahmad U. 2017. Identifi-kasi gejala chilling injury berdasarkan perubah-an pH dan ion leakage pada buah mangga gedong gincu. J Teknologi Pertanian Andalas 21 16-21. DOI Zhang J-Y, Pan D-L, Jia Z-H, Wang T, Wang G, Guo Z-R. 2018. Chlorophyll, carotenoid and vitamin C metabolism regulation in Actinidia chinensis ๎ต๎ซ๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎uit develop-ment. PLoS One 13 1-17. DOI Zheng X, Jing G, Liu Y, Jiang T, Jiang Y, Li J. 2012. Expression of expansin gene, MiExpA1, and activity of galactosidase and polygalacturonase in mango fruit as affected by oxalic acid during storage at room temperature. Food Chem 132 849-854. DOI 49. ... Sedangkan kandungan GC-MS untuk kulit mangga varietas lokal Indonesia masih jarang. Profil komponen volatil ditemukan pada varietas mangga gedong gincu didominasi komponen beraroma buah dan bunga yaitu yang komponen 3-carene, etil butirat, butil asetat, heksil asetat, dan etil heptanoat [17]. Komponen kimia oleoresin kulit mangga kuweni dengan kedua pelarut ternyata tidak menunjukkan senyawa-senyawa ester tersebut, hal ini diduga komponen volatil yang ada pada suatu varietas mangga memiliki atribut sensori aroma yang spesifik. ... Asri WidyasantiAbdurrahman HanifKulit mangga merupakan produk samping yang dibuang saat buahnya diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Kulit mangga dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara, diantaranya diekstrak menjadi oleoresin. Oleoresin merupakan ekstraktif rempah-rempah yang terdiri dari bahan penyedap yang mudah menguap dan tidak mudah menguap dalam bentuk senyawa yang mudah menguap dan tidak mudah menguap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dalam oleoresin dalam kulit mangga Kuweni. Metode ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro MAE digunakan dalam analisis ini. Ekstraksi dilakukan dalam dua tahap, pertama ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana kemudian dilanjutkan dengan pelarut etanol 96% food grade. Analisis GC-MS menunjukkan bahwa terdapat 17 senyawa kimia yang ditemukan dalam oleoresin dengan pelarut n-heksana dan 6 senyawa kimia yang bersifat volatil dalam oleoresin kulit mangga kuweni dengan pelarut etanol 96%. Senyawa utama dalam oleoresin berturut-turut adalah asam Dodecanoid, 1,2,3-propanetriyl ester dengan kandungan relatif dalam ekstrak oleoresin dengan pelarut n-heksana dan dalam ekstrak oleoresin dengan pelarut etanol 96%.... Selain itu, Uswatun et al. 2014 menyebutkan gender dan kondisi multikultural masyarakat Indoneisa berpengaruh terhadap preferensi serta deteksi ambang rasa manis. Penelitian lainnya oleh Utami et al. 2020 menyebutkan penerimaan keseluruhan dari gedong gincu dipengaruhi oleh beberapa atribut sensori seperti kenampakan warna, tekstur, rasa, dan aromanya. Umumnya, preferensi ditentukan berdasarkan nilai kesukaan produk akan tetapi nilai kesukaan saja tidak cukup memberikan informasi pemilihan konsumen, sehingga diperlukan informasi tambahan untuk menentukan pilihan. ...Understanding the consumer preferences and needs for new products is really important to support the acceptance and marketing success of a product. This study associated the preferences with emotional responses to various ready-to-eat and fresh food products. The objective was to obtain the preference based on emotional responses from different superior mango cultivars named agri gardina 45 AG, gadung 21 GD, red garifta GM and orange garifta GO. The preference profile was measured by the 9-point hedonic scale, while the emotional response by EsSense25 combined with rating questionnaire and 5-point scale. This study involved 108 panelists. The finding showed that consumers liked gadung and orange garifta, while slighlty liked agri gardina and red garifta. Additionally, the EsSense25โs response showed that 4 out of 25 emotional terms were significantly different among the cultivars, namely happy, joyful, satisfied, and disgusted. However, fifteen attributes among the 25 emotion terms strongly correlated with liking, with the strongest terms on joyful, happy, satisfied, interested, secure, and free. These six emotions were associated with garifta orange, one of the newly released cultivars. The results suggested that garifta orange is potentially well-accepted and commercialized MarlinaCengristitamaProduksi dan konsumsi singkong di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat, dimana limbah pengupasan singkong yang diperoleh berupa kulit juga semakin banyak. Dalam upaya mengurangi limbah tersebut maka perlu adanya berbagai macam pengolahan. Salah satunya dengan mengolahnya menjadi tepung termodifikasi. Pelaksanaan penelitian dilakukan untuk mengamati โPengaruh Variasi Suhu Perendaman Terhadap Kareketeristik Pati Termodifikasi dari Kulit Singkong dengan Subtitusi Sari Kedelaiโ. Perlakuan penelitian menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium, dimana secara garis besar tahapan penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada bagan rancangan penelitian seperti yang disajikan berikut ini variasi perendaman yang digunakan berupa berupa suhu perendaman dan konsentrasi starter Bimo-CF. Perlakuan perendaman dengan temperatur suhu air 50 0C dan 60 0C, sedangkan konsentrasi starter Bimo-CF yang digunakan yaitu 1,0%w dan 2,5%w. Bahan baku didapat untuk penelitian ini diperoleh dari kulit singkong segar langsung dari pedagang di pasar Antri Cimahi, di sortir, diambil kulit yang baik, dibersihkan, dicuci dan dipotong-potong menjadi irisan sawut atau chip dengan ketebalan 1,5 โ 2,0 mm, garam dapur merk Refina dengan kandungan NaCl 99,25 %, Starter Bimo-CF yang mengandung bahan aktif berbagai mikroba bakteri asam laktat, yang didapat dari โBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanianโ di Bogor, sedangkan susu kedelai yang diperoleh dari pedagang di pasar antri Cimahi. Pati/tepung kulit singkong termodifikasi yang sudah jadi di substitusi dengan sari kedelai agar kandungan protein pada tepung dapat meningkat. Berdasarkan hasil uji analisa berupa uji water level, ash level, protein level, derajat putih dan uji organoleptik diperoleh perlakuan terbaik yaitu pada tepung kulit singkong pada variasi perendaman dengan suhu 500C dan konsentrasi starter sebanyak 1,0%. Dengan kadar air sebesar 2,00%, kadar abu 1,94%, kadar protein 2,52%, kadar HCN 35,3928 mg/kg dan derajat putih sebesar 67,02% yang sudah sesuai dengan SNI 01โ2997โ DokeJitendra K Dhembre Snehal M KhalateMango fruit Cv. Kesar were exposed to ethylene gas 100 ppm for 12, 18 and 24 h in fruit ripening chamber 0C. with 65-84 % and the untreated fruit was kept at ambient temperature 26- 30 0C with 54-62% The fruits were then removed from the ripening chamber at the end of exposure period, packed in corrugated fibreboard boxes and then kept at ambient condition to study the ripening behaviour. In ethephon dip treatments, mango fruits were treated with ethephon at the concentration of 500,750 and 1000 ppm for five minutes, drained, packed in corrugated fibreboard boxes and then kept at ambient condition. It was found that Kesar mango fruits exposed to the ethylene gas in the ripening chamber and ethephon dip treatment triggered the ripening process. It was observed that Kesar mango fruits ripened by exposing them to 100 ppm ethylene gas in ripening chamber for 18 hrs and storage at ambient condition recorded the maximum shelf life of 6 days and showed better results in respect of high overall acceptability score of Similarly, mango fruits ripened by ethephon dip treatment of 750 ppm for 5 minutes and storage at ambient condition recorded the maximum shelf life of 8 days and showed better results in respect of high overall acceptability score of respectivelyMangoes Mangifera indica L. are wildly cultivated in China with different commercial varieties; however, characterization of their aromatic profiles is limited. To better understand the aromatic compounds in different mango fruits, the characteristic aromatic components of five Chinese mango varieties were investigated using headspace solid-phase microextraction HS-SPME coupled with gas chromatography-mass spectrometry-gas chromatography-olfactometry GC-MS-O techniques. Five major types of substances, including alcohols, terpenes, esters, aldehydes, and ketones were detected. GC-O frequency detection FD/order-specific magnitude estimation OSME analysis identified 23, 20, 20, 24, and 24 kinds of aromatic components in Jinmang, Qingmang, Guifei, Hongyu, and Tainong, respectively. Moreover, 11, 9, 9, 8, and 17 substances with odor activity values OAVs โฅ1 were observed in Jinmang, Qingmang, Guifei, Hongyu, and Tainong, respectively. Further sensory analysis revealed that the OAV and GC-O FD/OSME methods were coincided with the main sensory aromatic profiles fruit, sweet, flower, and rosin aromas of the five mango pulps. Approximately 29 FD โฅ 6, OSME โฅ 2, OAV โฅ 1 aroma-active compounds were identified in the pulps of five mango varieties, namely, ฮณ-terpinene, 1-hexanol, hexanal, terpinolene trans-2-heptenal, and p-cymene, which were responsible for their special flavor. Aldehydes and terpenes play a vital role in the special flavor of mango, and those in Tainong were significantly higher than in the other four HadayantiYosini Deliana Ronnie Susman NatawidjajaABSTRAKBuah mangga merupakan buah-buahan yang banyak diminati oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan banyak manfaatnya. Seiring dengan pendapatan masyarakat dan kesadaran tentang kesehatan yang meningkat, permintaan akan buah mangga semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen dalam memilih mangga dan mengidentifikasi faktor dominan yang membedakan konsumen menyukai jenis mangga tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik survei yang dilakukan di dua supermarket di Kota Bandung. Objek yang diteliti adalah empat jenis buah mangga yaitu Gedong gincu, Aromanis, Cengkir dan Kaweni. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah systematic random sampling dengan responden yang disurvei adalah konsumen yang berbelanja buah mangga. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Diskriminan yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antar jenis buah mangga yang disukai pada variabel karaktersitik konsumen mangga dan faktor-faktor dominan manakah dari variabel independen yang membuat perbedaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi konsumen mempunyai kecenderungan menyukai mangga Gedong gincu serta faktor umur dan pola konsumsi konsumen adalah faktor dominan yang berpengaruh terhadap preferensi konsumen dalam pemilihan jenis Kunci Preferensi konsumen, Mangga, SupermarketThe pivotal role of phytohormones during fruit development is considered established knowledge in plant biology. Perhaps less well-known is the growing body of evidence suggesting that organic acids play a key function in plant development and, in particular, in fruit development and maturation. Here, we critically review the connection between organic acids and the development of both climacteric and non-climacteric fruits. By analyzing the metabolic content of different fruits during their ontogenetic trajectory, we noticed that the content of organic acids in the early stages of fruit development is directly related to the supply of substrates for respiratory processes. Although different organic acid species can be found during fruit development in general, it appears that citrate and malate play major roles in this process, as they accumulate on a broad range of climacteric and non-climacteric fruits. We further highlight the functional significance of changes in organic acid profile in fruits due to either the manipulation of fruit-specific genes or the use of fruit-specific promoters. Despite the complexity behind the fluctuation in organic acid content during fruit development, we extend our understanding on the importance of organic acids on fruit metabolism and the need to further boost future research. We suggest that engineering organic acid metabolism could improve both qualitative and quantitative traits of crop ZhangDe-Lin PanZhan-Hui JiaZhong-Ren GuoAscorbic acid AsA, chlorophyll and carotenoid contents and their associated gene expression patterns were analysed in Actinidia chinensis Hongyangโ outer pericarp. The results showed chlorophyll degradation during fruit development and softening, exposed the yellow carotenoid pigments. LHCB1 and CLS1 gene expressions were decreased, while PPH2 and PPH3 gene expressions were increased, indicating that downregulation of chlorophyll biosynthesis and upregulation of its degradation, caused chlorophyll degradation. A decrease in the expression of the late carotenoid biosynthesis and maintenance genes LCYB1, LCYE1, CYP1, CYP2, ZEP1, VDE1, VDE2, and NCED2 and degradation gene CCD1, showed biosynthesis and degradation of carotenoid could be regulatory factors involved in fruit development. Most genes expression data of L-galactose and recycling pathway were agreement with the AsA concentrations in the fruit, suggesting these are the predominant pathways of AsA biosynthesis. GMP1, GME1 and GGP1 were identified as the key genes controlling AsA biosynthesis in Hongyangโ outer LiXiao-Wei MaRu-lin ZhanSong-Biao WangAroma is important in assessing the quality of fresh fruit and their processed products, and could provide good indicators for the development of local cultivars in the mango industry. In this study, the volatile diversity of 25 mango cultivars from China, America, Thailand, India, Cuba, Indonesia, and the Philippines was investigated. The volatile compositions, their relative contents, and the intervarietal differences were detected with headspace solid phase microextraction tandem gas chromatography-mass spectrometer methods. The similarities were also evaluated with a cluster analysis and correlation analysis of the volatiles. The differences in mango volatiles in different districts are also discussed. Our results show significant differences in the volatile compositions and their relative contents among the individual cultivars and regions. In total, 127 volatiles were found in all the cultivars, belonging to various chemical classes. The highest and lowest qualitative abundances of volatiles were detected in Zihuaโ and Mallikaโ cultivars, respectively. Based on the cumulative occurrence of members of the classes of volatiles, the cultivars were grouped into monoterpenes 16 cultivars, proportion and balanced eight cultivars, and nonterpene groups one cultivars. Terpene hydrocarbons were the major volatiles in these cultivars, with terpinolene, 3-carene, caryophyllene and ฮฑ-Pinene the dominant components depending on the cultivars. Monoterpenes, some of the primary volatile components, were the most abundant aroma compounds, whereas aldehydes were the least abundant in the mango pulp. ฮฒ-Myrcene, a major terpene, accounted for of the total flavor volatile compounds in Xiaofeiโ Philippens. ฮณ-Octanoic lactone was the only ester in the total flavor volatile compounds, with its highest concentration in Guiyaโ China. Hexamethyl cyclotrisiloxane was the most abundant volatile compound in Magovarโ India, accounting for of the total flavor volatiles. A typical aldehydic aroma 2,6-di-tert-butyl-4-sec-butylphenol, was detected in Gleckโ. A highly significant positive correlation was detected between Alc and K, Alk and Nt, O and L. Cultivars originating from America, Thailand, Cuba, India, Indonesia and the Philippines were more similar to each other than to those from China. This study provides a high-value dataset for use in development of health care products, diversified mango breeding, and local extension of mango Gedong Gincu merupakan buah tropika yang disukai oleh tropika dan sub-tropika sensitif dengan paparan suhu rendah. Paparan suhu rendah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya chilling injury CI. Adapun gejala CI adalah adanya lekukan, bercak coklat pada permukaan, gagal matang, ion leakage. Tujuan penelitian adalah untuk dapat mengidentifikasi gejala CI yang terjadi selama penyimpanan buah mangga gedong gincu berdasarkan perubahan pH dan ion leakage. Berdasarkan hasil penelitian buah mangga yang disimpan pada suhu 8oC, mengalami perubahan pH yang tidak mencapai yaitu dari awal penyimpanan menjadi pada akhir penyimpanan. Sedangkan untuk penyimpanan suhu 13 ยฐC mengalami perubahan pH yang mencapai yaitu menjadi secara normal perubahan pH buah mangga pada tingkat matang yaitu ke Hal ini terlihat bahwa buah mangga yang disimpan pada suhu 8oC telah mengalami gejala CI yaitu gagal matang. Perubahan ion leakage yang terbesar untuk penyimpanan 8 oC terjadi pada hari penyimpanan ke-4 dan hari ke-6 untuk penyimpanan 13oC. Untuk buah mangga yang disimpan pada suhu 8 oC, ion leakage disebabkan oleh adanya stress suhu dingin sehingga membran sel rusak dan menyebabkan kebocoran objective of this work was to predict the soluble solid content, total acid, sugar acid ratio, and crude fiber of Gedong Gincuโ mango non destructive using Near infrared Spectroscopy. Experiments were carried out using 182 samples of Gedong Gincuโ mango. NIR reflectance spectra measurements were performed at wavelength of 1000-2500 nm using NIRFlex N-500 fiber optic solid. References data were collected from laboratory measurements. Five pre-processing treatments, smoothing 3 points sa3, normalization n01, first derivative Savitzky-Golay 9 points dg1, combination n01, dg1, and the Multiplicative Scatter Correction MSC were used to improve the accuracy of the calibration model. Partial Least Square PLS method was used to calibrate NIR data through references data. The results show that the best method for prediction of soluble non solid spectra were MSC and 12 factor of PLS with calibration value of Correlation Coefficient r, Square Error Calibration SEC, Square Error Prediction SEP, Ratio of standard error prediction to deviation RPD were %, %, respectively. Sugar acid ratio content was predictd using MSC and 12 factor of PLS calibration with values of r, SEC, SEP, RPD were ยฐBrix/%, ยฐBrix/%, Soluble solid content was predicted using sa3 and 15 factor of PLS calibration with values of r, SEC, SEP, RPD were ยฐBrix, ยฐBrix, respectively. Total acid was predicted using dg1 and 3 with the value of r, SEC, SEP, RPD were %, %, respectively. It could be concluded that the developed model could be used to predict the chemical contents of Gedong Gincuโ mango non destructively. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi kandungan total padatan terlarut TPT, total asam, rasio gula asam, dan padatan tidak terlarut serat kasar mangga Gedong Gincu secara non destruktif menggunakan spektroskopi inframerah dekat NIR. Bahan yang digunakan berupa mangga Gedong Gincu sebanyak 182 buah. Pengukuran spektra reflektan NIR dilakukan pada panjang gelombang 1000 โ 2500 nm menggunakan NIRFlex N-500 fiber optik solid dilanjutkan pengukuran data referensi laboratorium. Lima pra-proses data spektra yaitu smoothing 3 points sa3, normalisasi n01, first derivative Savitzzky-golay dg1, kombinasi n01,dg1, dan Multiplicative Scatter Correction MSC dilakukan untuk meningkatkan akurasi model kalibrasi. Kalibrasi data NIR dan data kimia dilakukan menggunakan metode Partial Least Square PLS. Metode terbaik untuk prediksi padatan tidak terlarut diperoleh dengan pra-proses MSC dan kalibrasi PLS dengan nilai Correlation Coefficient r, Square Error Calibration SEC, Square Error Prediction SEP, Ratio of standard error prediction to deviation RPD adalah 0,91, 0,25 %, 0,39 %, 2,14, dan faktor PLS 12. Kandungan rasio gula asam diduga dengan pra-proses MSC serta kalibrasi PLS dengan nilai r, SEC, SEP, RPD adalah 0,81, 32,08 ยฐBrix/%, 38,44 ยฐBrix/%, 1,45 dan faktor PLS yang digunakan 12. TPT diduga menggunakan pra-proses sa3 dan kalibrasi PLS dengan nilai r, SEC, SEP, RPD adalah 0,82, 1,04 oBrix, 1,28 ยฐBrix, 1,52. Model kalibrasi total asam diperoleh pra-proses dg1 dan kalibrasi PLS dengan nilai r, SEC, SEP, RPD adalah 0,74, 0,01 %, 0,12 %, 1,33. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan untuk menduga kandungan kimia mangga Gedong Gincu secara non destruktif. Kata kunci Mangga Gedong Gincu; non destruktif; partial least square; pra-proses; spektroskopi NIRSirithon SiriamornpunNiwat KaewseejanThe variation in physicochemical characteristics, bioactive components and antioxidant capacity of three climacteric fruits, namely banana, mango and papaya were investigated. Correlations between ripeness and bioactive compounds as well as antioxidant capacity were also studied. From physicochemical analysis, hardness and firmness of fruit declined during ripening, which were consistent with loss in crude fiber and increase in total soluble solid. Total phenolic, vitamin C and antioxidant capacity were superior for green fruit, while opposite was observed for ฮฒ-carotene content. Ripening clearly decreased total phenolic acids and total flavonoids contents determined using RP-HPLC. We found that ripening was correlated at a highly significant level with individual phenolic acids gallic, vanillic, chlorogenic and sinapic acids and individual flavonoid quercetin p < whereas a very significant correlation p < was observed with vitamin C, ฮฒ-carotene and caffeic acid. However, no correlation existed between ripening and antioxidant capacity. Our findings have provided novel information about how best to select the appropriate maturity of fruits that contains the highest amount of specific bioactive markers linking to the best health benefits or functional herein is a high throughput method to quantify in a single analysis the key volatiles that contribute to the aroma of commercially significant mango cultivars grown in Australia. The method constitutes stable isotope dilution analysis SIDA in conjunction with headspace HS solid-phase microextraction SPME coupled with gas-chromatography mass spectrometry GCMS. Deuterium labelled analogues of the target analytes were either purchased commercially or synthesised for use as internal standards. Seven volatiles, hexanal, 3-carene, ฮฑ-terpinene, p-cymene, limonene, ฮฑ-terpinolene and ethyl octanoate, were targeted. The resulting calibration functions had determination coefficients Rยฒ ranging from to High recovery efficiencies for spiked mango samples were also achieved. The method was applied to identify the key aroma volatile compounds produced by Kensington Pride and B74โ mango fruit and by Honey Goldโ mango sap. This method represents a marked improvement over current methods for detecting and measuring concentrations of mango fruit and sap volatiles.
Jenismangga yang terkenal, yaitu mangga gedong, mangga gadung, mangga golek, mangga harum manis, mangga madu, mangga dodol, mangga gurih. Mangga yang telah matang berwarna hijau atau kuning (tergantung pada varietasnya) dan mempunyai tangkai buah yang berwarna cokelat. Hindari mangga yang terlalu keras atau lunak, layu, dan tercium bau fermentasi.Sifat Termofisik Buah Mangga Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung per satuan berat dari bahan tersebut. Kadar air tidak berpengaruh secara langsung terhadap tingkat ukuran dimensi pada mangga, tingkat kadar air dipengaruhi oleh tingkat kematangan dari suatu buah. Pada saat buah mangga masih dipohon maupun setelah dipanen, buah mangga masih mengalami transpirasi yaitu proses pelepasan air dari buah, tapi pada saat buah semakin matang organisasi pada sel buah mangga terganggu sehingga transpirasi semakin berkurang yang mengakibatkan kadar air semakin tinggi. Adapun pada tabel 1 dimana pada tabel tersebut, mangga dengan ukuran besar memiliki kadar air paling besar yaitu mangga ukuran sedang dan mangga ukuran kecil dimana semakin besar ukuran mangga maka kadar air semakin tinggi, hal ini disebabkan karena ketiga mangga tersebut berada pada tingkat kematangan yang sama, dimana seharusnya pada tingkat kematangan yang sama kadar air pada mangga tersebut memiliki kadar air yang sama tapi karena ada perbedaan ukuran maka mangga yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki tingkat kadar air yang lebih tinggi. Tabel 1 Sifat termofisik buah mangga gedong gincu pada berbagai tingkat ukuran dimensi Tingkat Ukuran Dimensi KA %bb Cp kJ/kgoC k Watt/moC ฯ kg/m3 ฮฑ m2/menit Kecil Sedang Besar Cp atau kalor jenis menunjukan berapa banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Semakin besar ukuran mangga maka massa mangga pun semakin besar, pada kondisi dimana kalor yang diberikan sama pada berbagai ukuran mangga, maka untuk menaikkan suhu pada mangga yang memiliki massa paling besar dibutuhkan kalor jenis Cp yang lebih 20 besar pula untuk mencapai suhu capaian. Sehingga dapat dilihat pada tabel 1 bahwa mangga ukuran besar memiliki kalor jenis yang paling besar yaitu kJ/kgoC, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran mangga maka semakin besar pula nilai kalor jenisnya Cp. K atau konduktivitas menunjukan kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan panas. Suatu bahan semakin besar nilai konduktivitasnya maka akan semakin baik menghantarkan panas. Pada saat perlakuan panas, kalor yang mengalir pada mangga dengan berbagai ukuran dimensi memiliki jumlah kalor yang sama, bila melihat pada persamaan 1, kalor berbanding terbalik dengan jarak atau ketebalan, dimana semakin besar jarak atau ketebalan suatu bahan maka kalor yang mengalir pada benda tersebut akan semakin kecil dikarenakan penyebaran dan pemerataan suhu, tapi pada saat perlakuan panas jumlah kalor yang mengalir pada mangga berbagai ukuran dimensi, kalor yang mengalir memiliki jumlah yang sama, mangga ukuran besar memiliki ketebalan yang paling besar yaitu tapi pada mangga tersebut mengalir kalor dengan jumlah yang sama dengan mangga ukuran kecil dengan ketebalan dimana seharusnya jumlah kalor yang mengalir pada mangga ukuran besar lebih kecil dibandingkan dengan mangga ukuran kecil, ini disebabkan karena mangga ukuran besar memiliki konduktivitas panas yang lebih besar. Massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume suatu benda. Dari hasil pengukuran, massa jenis mangga gedong gincu dengan pengukuran menggunakan metode Apparent Density, massa jenis untuk mangga ukuran kecil kg/m3, mangga ukuran sedang kg/m3, dan mangga ukuran besar kg/m3. Secara nyata perbedaan ukuran pada mangga gedong gincu tidak berpengaruh pada massa jenis gedong gincu bila dilihat dari hasil pengukuran, massa jenis pada mangga lebih dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah. Rohadianti 2008 dalam skripsinya menyatakan bahwa pada umumnya semakin matang mangga maka massa jenis akan semakin menurun. Hal tersebut dikarenakan terdapat peristiwa penguapan pada zat-zat volatile ketika buah mangga semakin matang yang mengakibatkan penurunan massa daging buah. Massa jenis pada buah mangga dipengaruhi oleh tebal serat daging buah, semakin tebal serat daging buah maka massa buah akan semakin besar. Untuk varietas yang sama, pada mangga gedong gincu memiliki karakteristik tekstur buah yang sama sehingga pada berbagai ukuran pun massa jenis mangga gedong gincu akan sama. Bahan yang mempunyai nilai konduktivitas panas yang tinggi atau kapasitas panas yang rendah akan dengan jelas mempunyai nilai difusivitas panas yang besar Cengel 2003. Tapi dari hasil pengukuran ratio antara konduktivitas panas dan kapasitas panas memiliki nilai rataan ratio yang sama sedangkan massa jenis yang merupakan faktor pembagi juga memiliki nilai rataan yang sama, sehingga nilai difusivitas panas pada mangga gedong gincu memiliki nilai rataan yang sama. Penyebaran Suhu Buah Selama Proses Vapor Heat Treatment Simulasi penyebaran suhu buah dan pendugaan lama proses perlakuan uap panas menggunakan program โpenyebaran suhu pada bolaโ yang dibuat oleh Puspitojati 2003 yang digunakan untuk menduga penyebaran suhu pada buah 21 alpukat. Program tersebut dimodifikasi dan diperbaiki sehingga sesuai digunakan untuk menduga lama proses dan penyebaran suhu perlakuan uap panas pada buah mangga gedong gincu. Pada gambar 5 dibawah ini, merupakan tampilan awal dari program penyebaran suhu pada mangga gedong gincu, program ini disusun dan didesain dengan menggunakan program visual basic Gambar 5 Tampilan Awal Program Penyebaran Suhu pada Mangga Gedong Gincu Pada program ini terdapat 4 empat command button dan 6 enam text box yang digunakan sebagai data inputan. Command button terdiri dari command button Hitung, Grafik, Sebaran Suhu dan Selesai. Command button Hitung berfungsi untuk memulai proses perhitungan, command button Grafik berfungsi untuk membuka jendela grafik sebaran suhu seperti pada gambar 6, command button Grafik ini baru bisa digunakan bila command button Hitung sudah ditekan, command button Sebaran Suhu berfungsi untuk membukan jendela sebaran suhu seperti pada gambar 7 dan command button Selesai berfungi untuk menutup program. 22 Gambar 6 Tampilan Grafik Program Penyebaran Suhu pada Mangga Gedong Gincu Gambar 7 Tampilan Tabel Sebaran Suhu Program Penyebaran Suhu pada Mangga Gedong Gincu 23 Data nilai inputan yang diperlukan adalah suhu mangga gedong gincu sebelum dilakukan proses heat treatment Tbhn, suhu media/chamber Tmedia, dimensi buah mangga gedong gincu, massa jenis mangga gedong gincu ฯ, kadar air mangga gedong gincu KA bb%, difusivitas panas mangga gedong gincu ฮฑ, selang waktu t dan koefisien udara h. Untuk suhu mangga gedong gincu sebelum dilakukan proses heat treatment Tbhn dianggap sama yaitu dan suhu media/chamber Tmedia adalah Dimensi buah mangga gedong gincu, massa jenis mangga gedong gincu ฯ dan kadar air mangga gedong gincu KA bb% didapat dari hasil pengukuran. Difusivitas panas difusivitas panas mangga gedong gincu ฮฑ didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan 2, dan untuk koefisien udara h dengan menggunakan persamaan 20, 21, 22 dan 23 sedangkan untuk perhitungan nilai koefisien udara dapat dilihat pada Lampiran 2. ... 20 ... 21 ... 22 ... 23 Nilai input pada mangga gedong gincu ukuran kecil, sedang dan besar dapat dilihat pada tabel 2 dan output hasil program dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 2 Input program penyebaran suhu pada buah mangga gedong gincu Ukuran Mangga Gedong Gincu Tebal m Suhu Bahan oC Suhu Media oC Massa Jenis kg/m3 KA bb % Difusifitas Panas m2/menit Koefisien Konveksi Udara W/m2 o C Kecil 29 47 Sedang 29 47 Besar 29 47 Nilai inputan yang terdapat dalam tabel 2 diproses mengikuti alur pada diagram aliran penyebaran suhu pada mangga gedong gincu gambar 4 sehingga didapat hasil seperti pada tabel 2. Cp atau kalor jenis merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius, sedangkan k konduktivitas menunjukan kemampuan suatu bahan menghantarkan panas. Fo atau fourier number merupakan rasio dari diffusifitas atau tingkat laju difusi panas dengan jarak perpindahan panas yang terjadi pada suatu bahan sehingga semakin tebal suatu bahan maka semakin kecil nilai Fo fourier number seperti terlihat pada tabel 3 nilai difusifitas panas pada mangga memiliki nilai yang sama yaitu m2/menit sehingga bila tebal bahan semakin besar maka nilai Fo semakin kecil, nilai Fo mangga ukuran besar dan mangga ukuran kecil T D g GRD =รงรงรจรฆ รทรทรธรถ 3D 2 2 m br 9 4 10 10 BeliMangga Gedong Gincu berkualitas harga murah June 2022 daerah di Tokopedia! โ Promo Pengguna Baru โ Kurir Instan โ Bebas Ongkir โ Cicilan 0%.Mengonsumsi buah-buahan dipercaya dapat menyehatkan tubuh karena kandungan seratnya. Salah satu buah yang mengandung serat tinggi adalah mangga. Bagi kalian penggemar mangga, pasti sudah tidak asing lagi dengan mangga gedong, mangga ini memiliki warna kulit kemerahan dan memiliki rasa manis. Ketika kalian memakannya terdapat sensasi lembut yang merupakan salah satu keunikan dari mangga gedong. Kenapa Mangga Gedong Disebut Sebagai Buah Khas Jawa Barat? Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay Tahukah kalian, buah berukuran sekepal tangan orang dewasa ini ternyata buah khas Jawa Barat, lho! Mangga gedong ini dibudidayakan dan tumbuh dengan baik di daerah Indramayu, Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Meskipun menjadi ikon ketiga daerah tersebut, mangga gedong yang dimiliki setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Mangga gedong asal Indramayu memiliki rasa yang paling lezat tetapi memiliki ukuran kecil. Sementara, mangga gedong asal Majalengka memiliki ukuran yang lebih besar dari mangga Indramayu, tetapi rasa manisnya tidak semanis mangga Indramayu. Mangga gedong Cirebon berada di antara keduanya, ukuran buahnya tidak sekecil mangga Indramayu dan rasanya lebih manis dari mangga Majalengka. Beberapa kecamatan di Cirebon yang menjadi sentra produksi mangga gedong adalah Sedong, Greged, Beber, Lemah Abang, Astanajapura, Sumber, dan Dukupuntang. Konon katanya nama โgedongโ sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti โrumah megahโ. Pada zaman Belanda, buah ini hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan yang tinggal di rumah megah. Hingga saat ini, harga mangga gedong cenderung lebih mahal dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Rata-rata harga jual mangga gedong di pasaran adalah Rp Ketika berkunjung ke daerah-daerah tersebut, wisatawan juga bisa membeli beragam hasil olahan mangga gedong sebagai oleh-oleh untuk keluarga tersayang. Produk olahan mangga gedong yang terkenal yaitu roll cake mangga gedong, strudel mangga gedong, dan lapis legit mangga gedong. Bagaimana Cara Budi Daya Mangga Gedong? Oleh Budi daya mangga gedong hingga masa panen membutuhkan waktu sekitar 3-5 tahun. Pilihlah bibit unggul agar hasilnya optimal, lalu berilah pupuk agar pohon dapat tumbuh dengan baik. Mulai lakukan penyiraman saat pohon telah berbunga. Musim panen mangga gedong biasanya terjadi pada bulan Juni hingga September. Pada panen pertama pohon ini akan menghasilkan sekitar 10-15 buah saja. Buah yang dihasilkan akan lebih banyak pada panen berikutnya. Mangga gedong yang memiliki berat sekitar 200-300 gram ini, dapat kalian temukan di pasar tradisional ataupun pusat perbelanjaan kota. Bahkan di era milenial ini, kalian bisa membelinya melalui e-commerce yang terpercaya. Mangga gedong telah berhasil memasuki berbagai segmen pasar yang ada sehingga budi daya mangga ini bepotensi besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Barat. Manfaat Mangga Gedong Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay Buah berwarna kulit kuning kemerahan dengan cita rasa manis ini, memiliki segudang manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain mengandung vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh, mangga gedong juga memiliki kandungan nutrisi lain, seperti Serat berfungsi membantu melancarkan sistem pencernaan. Vitamin B kompleks dapat membantu meredakan stres. Zat besi dapat meningkatkan sel darah merah bagi ibu hamil dan saat menstruasi. Potasium berfungsi menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata. Folid Acid dapat menguatkan janin bagi ibu hamil. Dalam menjaga kandungan manfaat dari buah mangga gedong, simpanlah mangga tersebut dalam lemari pendingin. Apabila kesegaran buah mangga gedong terjaga dengan baik, kandungan yang terdapat di dalam mangga tersebut akan semakin baik bagi tubuh. Kalian bisa mengonsumsi mangga gedong secara langsung atau mengolahnya menjadi sajian yang dapat menggugah selera, agar manfaatnya semakin terasa ke dalam tubuh. Pada saat cuaca panas kalian bisa mengolahnya menjadi minuman seperti jus buah segar atau parfait mangga gedong yoghurt. Kalian juga bisa membuat camilan sore seperti pisang penyet saus mangga, mangga gedong sticky rice, dan puding mangga gedong. Semoga berbagai informasi tentang mangga gedong di atas dapat menambah pengetahuan kalian, ya!
Jenistanaman buah yang sering diperlakukan seperti ini adalah mangga, nangka, dan kelengkeng. tetapi menyikapinya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Semisal pada saat musim penghujan maka tidak perlu kiranya menyirami tiap hari tetapi bisa dua atau tiga kali sehari saja. Pastikan dulu anda paham dengan jenis pohon jambu air yang akan
Ya. Yaitu Energi Potensial ke Energi Potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda yang memiliki ketinggian buah mangga masih di pohonnya, Energi potensial maksimalEnergi Kinetik adalah energi yang dimiliki benda yang memiliki kecepatan saat buah mangga menyentuh tanah, Energi kinetik maksimalPada saat benda mencapai 1/2 h maka Ep = Ek Pertanyaan baru di Fisika Seorang perenang dengan massa tubuh 50 kg menyelam di kolam dengan kedalaman air 2,5 m. Jika pada saat menyelam perenang tersebut berada pada ketingg โฆ ian 130 cm dari dasar kolam, maka tekanan hidrostatis yang dialami oleh perenang tersebut sebesar .... massa jenis air = 1000 kg/m3, dan percepatan gravitasi bumi 10 N/kg 3. 2 a. Pascal b. Pascal c. Pascal d. Pascalkak minta tolong soalnya ini mau dikumpulin besok โ ada caranya ya, makasih!โ 1. Sebuah pompa hidrolik diberi gaya 20 N pada penampang kecil. Perbandingan luas penampang permukaan yang kecil terhadap permukaan yang besar pa โฆ da adalah 2 3. Maka berat beban yang dapat di angkat adalah ....โ Dua benda masing-masing massanya 3 kg. Besar gaya grafitasi adalah G= 6, N mยฒ/kg, jika jarak antara kedua benda 0,03 m adalah....A. 7,2 X 10 N โฆ ewtonB. 6,67 X 109 NewtonC. 66,7 X 10" NewtonD. 70,0 X 10 NewtonE. 73,0 X 10 Newtonโ Berikut ini yang bukan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran panjang dan waktu adalah .... A. kecepatan B. kelajuan C. volume D. percepatanโ
Dipostingoleh Unknown on 16 April, undefined Hama / Penyakit Tanaman Pangan. Penggerek Batang Padi merupakan salah satu musuh utama petani, yang bisa menurunkan produksi padi. Di kecamatan Krian Kab. Sidoarjo, hama ini biasa ditemui hampir di setiap musim tanam. Terutama di musim kemarau. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang
Padasaat yang bersamaan dibagian barat Sumatera bagian selatan juga terjadi kematian karang secara masal namun penyebabkan bukan karena naiknya suhu tetapi terjadi penurunan hingga dibawah 26 o C. Kematian karang di bagian barat Sumatera ini mencapai 90%. Kejadian El Nino pada saat itu bersamaan dengan kejadian IOD (Idian Ocean Dipolemode).
TopPDF Kajian Disinfestasi Lalat Buah dengan Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment) Pada Mangga Gedong Gincu dikompilasi oleh 123dok.com. Upload HWT memberikan hasil yang terbaik pada suhu 47,2ยฐC selama 90 menit, dalam hal ini suhu pusat mangga mencapai 46,5ยฐC. HWT pada ubi jalar varietas Siroyutaka dan CIP menggunakan suhu 47,5ยฐC
DiGedong selama musim semi suhu tertinggi harian rata-rata bertambah dari 4ยฐC hingga 24ยฐC dan mendung atau sebagian besar berawan sekitar 43% sepanjang waktu. Weather Spark. Peta. Bandingkan. Sejarah ยฐC, km/h ยฐF ยฐF, knot ยฐC, m/s ยฐC, km/h ยฐC, mph ยฐC, knot; Tampilkan Grafik Saja;
Jaraktanam yang dianjurkan untuk mangga gedong gincu adalah 8 -10 m. Untuk mendapatkan pohon mangga gedong gincu yang subur, tidak terlalu tinggi, dan berdaun lebat, maka batang dan cabang pohon harus dipangkas saat tanaman berusia 8 bulan. Pohon yang tidak tinggi akan mempermudah saat perawatan dan pemanenan.