Politik memang sudah memengaruhi berbagai segmen kehidupan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Dengan masing-masing situasi, kondisi, dan berbagai faktor seperti bentuk negara hingga sistem politik, kemudian setiap negara mempunyai budaya politik. Tentunya menghasilkan budaya politik yang berbeda satu sama lain dengan ciri khas masing-masing. Nah, lalu pertanyaan yang muncul adalah, apa dan bagaimana sebenarnya budaya politik itu? Apa saja unsur-unsur yang terkandung dan apakah manfaat yang bisa didapatkan dari budaya politik? Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu, mulai dari pengertian budaya politik, komponen, dan contohnya. Pengertian Budaya PolitikA. Secara UmumB. Menurut Para Ahli1. Menurut Aaron Wildavsky2. Menurut Alan R. Ball3. Menurut Albert Widjaja4. Menurut Austin Ranney5. Menurut B. N. Marbun6. Menurut Brown7. Menurut Dennis Kavanagh8. Menurut Gabriel A. Almond9. Menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr10. Menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba11. Menurut Larry Diamond12. Menurut Miriam Budiardjo13. Menurut Mochtar Masoed14. Menurut Robert Dahl15. Menurut Roy Macridis16. Menurut Rusadi Kantaprawira17. Menurut Rusadi Sumintapura18. Menurut Samuel Beer19. Menurut Sidney Verba20. Menurut WhiteTipe Budaya Politik1. Budaya Politik Abangan2. Budaya Politik Apatis3. Budaya Politik Islam4. Budaya Politik Militan5. Budaya Politik Mobilisasi6. Budaya Politik Modern7. Budaya Politik Parokial8. Budaya Politik Partisipan9. Budaya Politik Priyayi10. Budaya Politik Santri11. Budaya Politik Subjek Kaula12. Budaya Politik Toleransi13. Budaya Politik Tradisional14. Budaya Politik UnggulKomponen Budaya Politik1. Orientasi Afektif2. Orientasi Evaluatif3. Orientasi KognitifUnsur Budaya PolitikCiri-Ciri Budaya PolitikContoh Budaya PolitikManfaat Budaya Politik Sumber annisadianziziani. Sebelum membahas secara detail, mari kita terlebih dahulu memahami pengertian budaya politik, mulai dari definisi secara umum hingga menurut ahli. A. Secara Umum Sumber Kata budaya politik berasal dari kata “budaya” dan juga “politik”. Kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta, “buddayah”, yang artinya “akal”. Lalu kata “politik” berasal dari kata bahasa Yunani, “polis”, yang artinya yaitu “kota”. Sehingga, secara etimologis, budaya politik dapat diartikan sebagai akal yang mengatur hubungan antar-manusia melalui kekuasaan, kewenangan, dan aturan. Secara umum, konsep budaya politik dapat dipahami dengan beberapa versi. Pertama, yaitu dianggap sebagai pola sikap, perasaan, keyakinan, dan orientasi dari masyarakat suatu negara yang mendasari dan juga mengarahkan perilaku dan proses politik negara. Kedua, bahwa konsep budaya politik dapat diartikan sebagai suatu nilai dan sistem yang dianut oleh masyarakat suatu negara dalam rangka mengambil keputusan secara kolektif dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan publik. Ketiga, bahwa budaya politik merupakan sebuah pola perilaku masyarakat dalam berpolitik, mulai dari penyelenggaraan administrasi negara hingga perilaku sehari-hari dari setiap individu. B. Menurut Para Ahli Sumber Berikut adalah pengertian budaya politik menurut para ahli 1. Menurut Aaron Wildavsky Menurut Wildavsky, budaya politik adalah sekelompok orang yang menganut keyakinan-kepercayaan, nilai-nilai, dan juga opsi yang menjadi dasar dalam menjalani jalan kehidupan yang beragam. 2. Menurut Alan R. Ball Menurut Alan R. Ball, budaya politik adalah isu-isu politik dan sistem politik yang terbentuk dari serangkaian keyakinan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. 3. Menurut Albert Widjaja Menurut Albert Widjaja, budaya politik adalah adat istiadat, tahayul, mitos, ide, dan juga pengetahuan yang membentuk sisi politik dari sebuah sistem nilai. 4. Menurut Austin Ranney Menurut Austin Ranney, budaya politik yaitu sekumpulan pandangan tentang pemerintahan dan politik yang dianut bersama oleh sekelompok masyarakat. 5. Menurut B. N. Marbun Menurut Marbun, budaya politik dipahami sebagai sebuah pandangan atau perspektif politik yang dapat memengaruhi pilihan politik, perspektif, dan juga orientasi politik seseorang. 6. Menurut Brown Menurut Brown, budaya politik adalah produk empiris dari sejarah eksklusif suatu bangsa atau kelompok yang mampu menghasilkan pandangan subjektif tentang lokus identifikasi dan loyalitas, harapan politik, nilai dasar, dan juga pengetahuan politik. 7. Menurut Dennis Kavanagh Menurut Kavanagh, budaya politik yaitu sebuah sikap yang ditunjukkan pada suatu sistem politik dan sebuah pengakuan terhadap lingkungan perasaan. 8. Menurut Gabriel A. Almond Menurut Gabriel Almond, budaya politik adalah dimensi atau sisi psikologis dari sistem politik yang berperan dalam sebuah sistem politik. 9. Menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr Menurut Gabriel Almond dan Bingham Powell, budaya politik merupakan nilai, sikap, kepercayaan, keterampilan, serta pola-pola kelaziman dan juga pola-pola kecenderungan eksklusif yang berlaku pada kelompok masyarakat. 10. Menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba Menurut Almond dan Verba, budaya politik adalah orientasi dari sekelompok masyarakat terhadap sistem politik suatu negara serta peran yang dijalankan masyarakat dalam sistem tersebut. 11. Menurut Larry Diamond Menurut Larry Diamond, budaya politik yaitu seperangkat sentimen, evaluasi, kepercayaan, ide, hingga nilai tentang sistem politik dalam suatu negara. 12. Menurut Miriam Budiardjo Menurut Miriam Budiardjo, budaya politik adalah keseluruhan dari perspektif politik, termasuk pandangan hidup, norma, dan orientasi terhadap politik. 13. Menurut Mochtar Masoed Menurut Mochtar Masoed, budaya politik adalah suatu orientasi dan sikap yang ditunjukkan oleh suatu masyarakat terhadap pemerintahan politik dan negara. 14. Menurut Robert Dahl Menurut Robert Dahl, budaya politik adalah aspek atau sisi politik dari sistem nilai yang terdiri dari mitos, tahayul, ide, adat, hingga pengetahuan. 15. Menurut Roy Macridis Menurut Roy Macridis, budaya politik adalah ketentuan dan suatu tujuan yang harus diterima bersama-sama. 16. Menurut Rusadi Kantaprawira Menurut Rusadi Kantaprawira, budaya politik yaitu struktur dan proses politik pemerintah dan masyarakat yang terbentuk dari pola sikap dan juga perspektif manusia terhadap berbagai peristiwa dan masalah politik. 17. Menurut Rusadi Sumintapura Menurut Rusadi Sumintapura, budaya politik adalah orientasi dan tingkah laku dari seluruh anggota sebuah sistem politik terhadap kehidupan politik. 18. Menurut Samuel Beer Menurut Samuel Beer, budaya politik adalah tentang apa yang harus suatu pemerintahan lakukan dan sekumpulan berbagai sikap dan nilai keyakinan yang berkaitan dengan bagaimana suatu pemerintahan dijalankan. 19. Menurut Sidney Verba Menurut Sidney Verba, budaya politik yaitu situasi dimana terdapat tindakan politik yang ditegaskan dengan simbol ekspresif, sistem kepercayaan empirik, dan nilai-nilai. 20. Menurut White Menurut White, budaya politik adalah matriks perilaku dan sikap dari suatu sistem politik. Tipe Budaya Politik Sumber Kemudian apa saja tipe-tipe atau macam-macam budaya politik? Berikut penjelasan lengkapnya. 1. Budaya Politik Abangan Budaya politik abangan adalah budaya politik yang menitikberatkan pada aspek kepercayaan terhadap roh halus yang berpengaruh pada kehidupan manusia. 2. Budaya Politik Apatis Budaya politik apatis adalah kondisi ketika sekelompok masyarakat bersikap pasif, tidak acuh, dan masa bodoh dengan politik. 3. Budaya Politik Islam Budaya politik Islam adalah budaya politik yang menitikberatkan idenya pada nilai-nilai dalam agama Islam. 4. Budaya Politik Militan Budaya politik militan adalah budaya politik dimana perbedaan dianggap sebagai usaha jahat dan akan dicari kambing hitamnya ketika ada krisis. 5. Budaya Politik Mobilisasi Budaya politik mobilisasi adalah budaya politik yang mendorong sekelompok masyarakat untuk mengikut kemauan suatu kelompok politik secara paksa atau tanpa mengindahkan nurani. 6. Budaya Politik Modern Budaya politik modern adalah budaya politik yang cenderung bersifat netral tanpa menjurus atau berkiblat pada agama atau budaya tertentu. 7. Budaya Politik Parokial Budaya politik parokial adalah kondisi ketika masyarakat memiliki perhatian minim atau tidak ada sama sekali terhadap empat dimensi budaya politik atau memiliki tingkat partisipasi politik yang sangat rendah. 8. Budaya Politik Partisipan Budaya politik partisipan adalah kondisi budaya politik pada masyarakat yang telah mempunyai kesadaran politik yang sangat tinggi dan telah memahami empat dimensi penentu budaya politik. 9. Budaya Politik Priyayi Budaya politik priyayi merupakan budaya politik yang menitikberatkan pada aspek tradisi dan budaya. 10. Budaya Politik Santri Budaya politik santri merupakan budaya politik yang menitikberatkan pada aspek dan nilai agama Islam dan kaum santri. 11. Budaya Politik Subjek Kaula Budaya politik subjek adalah budaya politik pada masyarakat dengan kondisi ekonomi dan sosial yang maju namun masih pasif secara politik. 12. Budaya Politik Toleransi Budaya politik toleransi adalah budaya politik yang menitikberatkan pada ide atau masalah serta fokus untuk mencapai sebuah kesepakatan dalam rangka membuka peluang kerjasama. 13. Budaya Politik Tradisional Budaya politik tradisional merupakan budaya politik yang menitikberatkan pada adat budaya dari suatu etnis. 14. Budaya Politik Unggul Budaya politik unggul merupakan budaya politik yang menitikberatkan pada budaya dan semangat untuk terus maju dan pantang menyerah. Komponen Budaya Politik Sumber Komponen budaya politik dapat dibagi menjadi 3 orientasi, yaitu 1. Orientasi Afektif Orientasi afektif merupakan orientasi yang berkaitan antara budaya politik dalam suatu pemerintahan dan emosi seseorang atau individu. 2. Orientasi Evaluatif Orientasi evaluatif merupakan orientasi tentang kemampuan individu dalam memberi penilaian atau evaluasi terhadap sebuah sistem politik dalam suatu pemerintahan. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah latar belakang, pendidikan, hingga tingkat pemahaman. 3. Orientasi Kognitif Orientasi kognitif merupakan orientasi yang berkaitan dengan pemahaman dan keyakinan terhadap sistem politik serta berbagai atributnya. Unsur Budaya Politik Sumber Unsur budaya politik dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama yaitu penyesuaian evaluasi, dimana sebuah bentuk penyesuaian yang mengaitkan antara ukuran yang digunakan oleh seseorang dalam mengevaluasi proses politik dan juga peran orang tersebut dalam politik. Kedua yaitu penyesuaian sikap dan nilai yang dapat dipahami sebagai penyesuaian yang menghubungkan perilaku seseorang dalam budaya politik dalam sebuah pemerintahan. Ketiga yaitu penyesuaian psikologis yang dapat dipahami sebagai sebuah penyesuaian yang menghubungkan keyakinan dan juga kesadaran seseorang terhadap suatu sistem politik. Ciri-Ciri Budaya Politik Sumber Berikut ciri-ciri dari budaya politik, khususnya yang ada di Indonesia 1. Adanya partai politik yang dapat mempengaruhi berbagai dinamika politik di tengah masyarakat dan juga pemerintahan. 2. Adanya ikatan primordial yang tinggi, termasuk diantaranya yaitu sentimen kesukuan, keagamaan, dan juga kedaerahan. 3. Terdapat gejolak dari masyarakat sebagai respon atas pemerintahan yang sedang berkuasa, seperti untuk menyuarakan aspirasi hingga protes. 4. Terdapat dilema antara modernisasi dengan budaya yang telah mengakar lama dalam kelompok masyarakat. 5. Masih banyak ditemukan sifat patrimonial dan sikap paternalisme. 6. Keragaman suku, ras, dan agama masih menjadi kerentanan dalam rangka membangaun budaya politik yang baik. 7. Berkembangnya budaya politik partisipan. 8. Terdapat budaya politik yang berkaitan erat dengan pengakuan legitimasi. 9. Terdapat unsur pengaturan dalam pemerintahan negara, baik di tingkat daerah maupun nasional. 10. Terdapat proses pembuatan kebijakan. Contoh Budaya Politik Sumber Setelah kita memahami secara detail pengertian budaya politik, unsur, hingga ciri-cirinya, tentu kita juga perlu mengetahui apa saja contoh implementasi dari budaya politik. Nah, beberapa contoh budaya politik tersebut yaitu 1 mengikuti pemilihan umum pemilu dan pemilihan kepala daerah pilkada bagi mereka yang sudah berusia minimal 17 tahun, 2 berpartisipasi dalam kegiatan unjuk rasa atau demo sebagai salah satu cara menyampaikan aspirasi, 3 menyampaikan kritik secara sopan dan membangun, 4 mendengar dan menerima masukan dan nasihat orang tua, 5 mengikuti organisasi di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun perguruan tinggi, dan 6 terlibat dalam musyawarah mufakat. Manfaat Budaya Politik Sumber Setelah mengetahui bagaimana implementasi budaya politik, lalu pertanyaan yang muncul adalah apa saja manfaat yang bisa didapatkan dari praktik budaya politik? Nah, berikut beberapa contoh manfaat dari budaya politik 1. Masyarakat menjadi lebih peka dengan perkembangan budaya politik dan juga seluruh dinamika dalam dunia politik. Selain itu pemerintah juga dapat melakukan evaluasi atau penilaian, apakah budaya politik yang berkembang di tengah masyarakat saat ini mengarah ke hal yang positif atau justru negatif. 2. Masyarakat menjadi paham lebih jauh tentang implementasi budaya politik sekaligus dampak baik dan buruknya. Di samping itu, pemerintah juga dapat memahami budaya politik yang berkembang di masyarakat, sehingga dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan atau antisipasi dalam memantau perkembangan respon masyarakat. 3. Masyarakat dapat memahami peran dan arti penting nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dan politik. 4. Memacu masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik, seperti menyampaikan aspirasi hingga mengikuti pemilu maupun pilkada. 5. Masyarakat paham bagaimana cara mengkritisi kinerja atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Di samping itu, hal ini juga sangat penting bagi pemerintah sebagai salah satu mekanisme check and balance. 6. Tidak kalah penting yaitu terlibatnya seluruh elemen masyarakat termasuk juga pemerintah dalam proses berdemokrasi, mulai dari menjunjung tinggi nilai toleransi, mempraktikkan musyawarah mufakat, hingga memunculkan rasa saling menghargai satu sama lain. Demikianlah penjelasan mengenai pengertian budaya politik, lengkap dengan unsur, ciri, tipe, hingga contoh dan manfaat yang didapat dari implementasinya. Semoga dengan semakin pahamnya dengan konsep atau pengertian budaya politik, kita mampu menjadi warganegara yang lebih baik dan dapat turut membangun budaya politik yang baik.
Budayapolitik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Budaya Politik Militan. Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing
Macam-Macam Budaya Politik Beserta Penjelasannya Lengkap Berdasarkan sikap yang ditunjukkannya budaya politik dapat dibedakan menjadi berikut Politik Militan Budaya politik militan adalah suatu budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha kurang baik dan menantang. Bila terjadi krisis, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan suatu upaya dalam mencari apa yang menjadi penyebab krisis tersebut bisa terjadi. Di dalam budaya politik militan masalah pribadi selalu sensitif dan membakar emosi. Politik Toleransi Budaya politik toleransi adalah suatu jenis budaya politik dimana pola pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral dan kritis terhadap ide orang lain, tetapi bukan curiga terhadap orang lain tersebut. Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa toleransi hampir selalu mengundang kerja sama. Sedangkan untuk tipe-tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat menurut pengklasifikasian Gabriel Almond adalah sebagai berikut Politik Parokial Budaya politik parokial biasanya terdapat pada sistem politik yang tradisional dan sederhana dengan ciri khas spesialisasi masih sangat kecil. Dengan demikian, pelaku-pelaku politik belum memiliki pengkhususan tugas. Masyarakat yang menganut budaya politik parokial tidak mengharapkan apapun dari sistem politik termasuk melakukan perubahan-perubahan. Selain itu, di negara kita Indonesia, unsur-unsur budaya lokal masih sangat melekat pada masyarakat tradisional atau masyarakat pedalaman. Pranata, tata nilai, dan unsur-unsur adat lebih banyak dipegang teguh daripada persoalan pembagian peran politik. Pemimpin adat pada masyarakat tradisional atau lebih tepatnya kepala suku yang ada pada dasarnya adalah merupakan salah satu pemimpin politik, yang dapat berfungsi pula sebagai pemimpin agama dan pemimpin sosial masyarakat bagi kepentingan-kepentingan ekonomi. Adapun ciri-ciri budaya politik parokial adalah sebagai berikut Budaya Politik Parokial Biasanya Terjadi Pada Masyarakat Tradisional Ciri-Ciri Budaya Politik Parokial a Budaya politik parokial ini berlangsung dalam masyarakat yang masih tradisional dan sederhana. Dan tingkat partisipasi politiknya masih sangat rendah karena disebabkan oleh faktor kognitif seperti pendidikan yang rendah. b Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan dalam masyarakatnya cenderung rendah. Dan kesadaran anggota masyarakat yang kurang menonjol terhadap bidang politik. c Warga masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek-objek politik yang luas, kecuali yang ada di sekitarnya. d Belum terlihat peran-peran politik yang khusus dan adapun peran politik yang dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan, dan lain-lain. Warga masyarakat tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan-harapan tertentu dari sistem politik tempat ia berada. Politik Kaula Menurut Mochtar Masoed dan Colin Mac Andrews, budaya politik kaula atau sering juga disebut budaya politik subjek menunjuk pada orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat-pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik politik ataupun memberikan suara dalam pemilihan. Budaya politik kaula/subjek memiliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem politiknya. Namun perhatian dan intensitas akan orientasi mereka terhadap aspek masukan dan partisipasinya dalam aspek keluaran sangat rendah. Hal ini tentu menunjukkan bahwasanya telah adanya otoritas dari pemerintah. Posisi kaula/subjek tidak ikut menentukan apa-apa terhadap perubahan politik. Masyarakat beranggapan bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk mempengaruhi atau mengubah sistem. Dengan demikian, secara umum mereka menerima segala keputusan dan kebijaksanaan yang diambil oleh pejabat yang berwenang dalam masyarakat .Bahkan rakyat memiliki keyakinan bahwa apapun keputusan kebijakan pejabat adalah mutlak, tidak dapat dikoreksi, apalagi ditentang. Prinsip yang dipegang oleh masyarakat yang menganut budaya politik kaula/subjek adalah mematuhi perintah, menerima keputusan, loyal dan setia terhadap anjuran perintah serta kebijakan penguasa. Adapun ciri-ciri dari budaya politik kaula/subjek ini adalah sebagai berikut Masyarakat Yogyakarta yang cenderung menerapkan budaya politik kaula Ciri-Ciri Budaya Politik Kaula/Subjek a Warga masyarakat menyadari sepenuhnya akan otoritas pemerintah sebagai pemegang kekuasaan. b Anggota masyarakat hanya bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apalagi untuk ditentang. c Sikap warga masyarakat sebagai aktor politik cenderung pasif artinya ialah warga tidak mampu berbuat banyak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik. d Warga memiliki kesadaran, minat, dan perhatian terhadap sistem politik yang ada pada umumnya dan terutama terhadap objek politik output, sedangkan kesadarannya terhadap input dan kesadarannya sebagai aktor politik masih rendah e Tidak banyak warga yang memberi masukan maupun tuntutan kepada pemerintah, tetapi mereka cukup puas saja untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah. Politik Partisipan Tingkat partisipasi politik yang sangat tinggi pada budaya politik partisipan Budaya politik partisipan ditandai oleh anggota masyarakat yang aktif dalam segala kehidupan politik yang ada. Setiap orang sadar dengan sendirinya akan setiap hak dan tanggung jawabnya sebagai aktor politik. Seseorang dalam budaya politik partisipan dapat menilai dengan penuh kesadaran sistem politik secara totalitas, input, dan output maupun posisi dirinya dalam politik. Dengan demikian, maka setiap anggota masyarakat terlibat dalam sistem politik yang berlaku walaupun itu betapa kecilnya peran yang dijalankannya. Budaya politik partisipan dalam pemahaman yang demikian tidak lain merupakan suatu wujud dari dilaksanakannya budaya demokrasi dalam masyarakat. Sebab dengan adanya budaya demokrasi memberikan tekanan pada pelaksanaan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Misalnya mengkritisi kebijakan pemerintah melalui opini-opini di media massa, mematuhi peraturan perundang-undangan, melaporkan bila menemukan suatu penyelewengan hukum sesuai prosedur dan lain sebagainya. Menurut pendapat dari para ahli yakni Almond dan Verba,budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa anggota masyarakat diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Dalam budaya politik partisipan ini, dapat dikatakan bahwa orientasi politik warga masyarakat terhadap keseluruhan objek politik, baik umum, input, dan output, maupun pribadinya dapat dikategorikan sangat tinggi. Adapun ciri-ciri khas dari budaya politik partisipan adalah sebagai berikut Ciri-Ciri Budaya Politik Partisipan a Warga masyarakat sangat menyadari akan hak dan tanggung jawabnya di dalam kehidupan politik dan mampu mempergunakan hak itu secara sebaik-baiknya serta menanggung kewajibannya. b Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik yang ada. c Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi seperti halnya antara penjual dan pembeli. Warga masyarakat dapat menerima segala kebijakan maupun keputusan berdasarkan kesadarannya, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri. d Anggota masyarakat tidak menerima begitu saja keadaan dan tunduk pada keadaan, akan tetapi berdisiplin tinggi dalam menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, input, output maupun posisi dirinya sendiri. e Setiap warga masyarakat menyadari bahwa ia adalah warga negara yang harus aktif dan berperan sebagai aktivis.
BudayaPolitik Partisipan adalah suatu budaya dimana masyarakatnya telah memiliki kesadaran yang tinggi tentang suatu sistem politik, struktur proses politik, dan administratif. Ciri-ciri politik Partisipan adalah: Adanya kesadaran masyarakatnya tentang hak dan tanggungjawab terhadap kehidupan berpolitik. Masyarakatnya tidak langsung menerima 2 macam budaya politik akan dibahas lengkap pada materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut ini. Adapun point-point pokok pembahasan tentang Dua Macam Budaya Politik yang akan di bahas didalam materi pendidikan kewarganegaraan adalah antara lain 1. Budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukkan. 2. Budaya politik berdasarkan orientasi politiknya. 1. Berdasarkan sikap yang ditunjukkan Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memperpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecederungan sikap “militan” atau sifat “tolerasi”. Berikut dibawah ini adalah penjelasan kedua sikap tersebut yang dapat diuraikan sebagai berikut Baca juga Pengertian, Macam-Macam Budaya Politik a. Pengertian budaya politik militan Budaya politik militan adalah budaya politik di mana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi krisis, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi. b. Pengertian budaya politik toleransi Budaya politik toleransi adalah budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curigai terhadap orang. Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa toleransi hampir selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan, budaya politik ini terbagi atas 2 yakni antara lain sebagai berikut 1. Budaya politik yang memiliki sikap mental absolut Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut, memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tidak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan bertentangan. Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi maka tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru. 2. Budaya politik yang memiliki sikap mental akomodatif Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan bersedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini. Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyimpangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna. 2. Berdasarkan orientasi politiknya Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi. Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Baca ini Ciri-Ciri Dan Karakter Budaya Politik Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik pada setiap tipe yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik menjadi 3 antara lain sebagai berikut 1. Budaya politik parokial parochial political culture Budaya politik parokial parochial political culture adalah tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif misalnya tingkat pendidikan relatif rendah. 2. Budaya politik kaula subyek political culture Budaya politik kaula subyek political culture adalah masyarakat bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. 3. Budaya politik partisipan participant political culture Budaya politik partisipan participant political culture adalah budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Demikian pembahasan mengenai 2 macam budaya politik lengkap.Keduatipe budaya tersebut adalah tipe budaya politik militan dan toleransi. Berikut ini adalah penjelasannya secara singkat: 1. Budaya Politik Militan. kata militan menurut KBBI memiliki arti yaitu bersemangat tinggi atau penuh gairah atau berhaluan keras. Militan memiliki padanan kata yaitu kata agresif, bersemangat, keras, atau radikal.
- Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku, ras, agama, kepercayaan, kebudayaan, dan bahasa. Budaya menjadi akal terbentuknya kepercayaan dan pola pikir masyarakat di daerahnya dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki pola pikir, kepercayaan, dan kebiasaan hidup yang dari jurnal Eksistensi Budaya Politik di Indonesia Sebuah Kajian 2021 oleh Thomas Tokan Pureklolon, budaya dalam dunia politik memainkan peran penting dari masa ke masa. Alur kebijakan politik suatu bangsa ditentukan oleh sistem struktural pada saat itu. Salah satunya oleh budaya politik. Budaya politik adalah persepsi warga negara yang diaktualisasikan dalam pola sikap terhadap masalah politik dan peristiwa politik yang terjadi. Pada masyarakat politik, melekat budaya politik yang berbeda-beda. Budaya politik dalam suatu negara terbagi menjadi dua golongan, yaitu masyarakat jelata dan elit politik. Budaya politik melekat baik pada masyarakat dengan sistem tradisional, transisional, maupun modern. Baca juga Pengertian dan Jenis-jenis Budaya Politik Tipe budaya politik berdasarkan sikap Dilansir dari buku Demokrasi Lokal Perubahan dan Kesinambungan Nilai-Nilai Budaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali 2009 oleh R. Siti Zuhro, budaya politik dapat dikelompokkan berdasarkan sikap yang ditunjukkan elit politik. Sikap merupakan salah satu alat ukur untuk menilai adanya jiwa kerja sama serta keturutsertaan dalam sesuatu. Jika dilihat dari sikap yang ditunjukkan, budaya politik terbagi menjadi dua, yakni Budaya politik militan Budaya politik militan ialah budaya politik di mana peraturan atau kebijakan yang dibuat tidak pernah dan tidak mungkin salah. Bersifat wajib dipatuhi.78zK.