Cemburu(1949) 41. Ayahku (1950) 42. Pribadi (1950) 43. Mandi Cahaya di Tanah Suci (1950) 44. Mengembara di Lembah Nil (1950) 45. Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Sayang kepada hambaNya maka utusanNya, Muhammad s.a.w telah menyampaikan seruan ini kepada manusia. Mula-mula dipusatkan seluruh kepercayaan kepada Allah
Para pembaca sekalian, Alhamdulillah kita telah sampai pada hadits kelima hafalan hadits harian. Berikut pembahasannya. LAFADZ HADITS Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ المُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ “Sesungguhnya Allah cemburu, dan kecemburuan Allah ketika seorang mu’min melanggar apa yang Allah larang” Muttafaqun alaihi Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari 7/45 nomor hadits 5223, Muslim 8/101 nomor hadits 2761 PENJELASAN HADITS Jika engkau mengatakan “Allah punya sifat cemburu” maka sebagian orang akan menyanggah ”kenapa engkau mengatakan Allah cemburu ? berarti Allah subhanahu wa ta’ala sama dengan manusia ?” Ketahuilah wahai saudaraku –baarakallahu fiikum- bahwa Allah punya sifat cemburu yang sesuai dengan kemuliaan-Nya. Namun sifat cemburu Allah tidak boleh disamakan dengan sifat cemburu makhluk-Nya. Sebagaimana sifat Allah yang lainnya. Kesamaan nama tidak harus menjadikan kesamaan hakikat. Jadi walaupun seorang hamba punya sifat cemburu dan Allah juga punya sifat cemburu namun hakikat dari dua sifat itu berbeda karena beda penyandarannya. Satu disandarkan kepada Allah azza wa jalla dan dan yang satu disandarkan kepada makhluk. Hadits di atas adalah bukti Allah memiliki sifat tersebut. Sehingga tidak boleh kita menolak apa yang Allah subhanahu wa ta’ala tetapkan untuk diri-Nya. Sebagaimana yang dituturkan oleh seorang ulama Ahlussunnah Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin wafat tahun 1421 H/2001 M rahimahullah “Dalam hadits ini ada penetapan sifat cemburu bagi Allah, dan metode Ahlussunnah wal jama’ah dalam memahami hadits ini dan hadits yang lainnya, demikian pula ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat Allah adalah mereka menetapkan sifat Allah yang layak sesuai dengan keagungan bagi-Nya. Ahlussunnah mengatakan “Sungguh Allah itu cemburu, akan tetapi kecemburuan Allah tidak sama dengan kecemburuan makhluk. Alah juga gembira, namun gembira Allah tidak sama dengan gembiranya makhuk. Allah punya sifat yang sempurna sesuai dengan keagungan-Nya yang tidak menyerupai sifat-sifat makhluk [Syarh Riyadhush Shalihin 1/262]. FAIDAH HADITS Selayaknya seorang hamba meninggalkan maksiat karena bisa menyebabkan kemarahan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah membenci kekufuran, kefasikan, dan maksiat. Allah memiliki sifat cemburu yang sesuai dengan keagungan-Nya. Kesamaan nama tidak harus menunjukkan kesaman hakikat. Hadits ini mengajarkan sifat muraqabatullah atau merasa diawasi oleh Allah dan takut akan adzab dan siksaan-Nya jika perkara yang Allah azza wa jalla larang kita langgar. Sumber Rujukan Tathriz Riyadhis Shalihin, Faishal bin Abdil Azis an-Najdi wafat 1376 H, Dar al-Ashimah, Riyadh. Syarh Riyadh ash-Shalihin, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Dar al-Wathan, Riyadh, cetakan tahun 1426 H. Shahih al-Bukhari, Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Dar thuq an-Najah, cetakan tahun 1422 H. Shahih Muslim, Muslim bin Hajjaj bin Muslim wafat th. 261 H, Dar al-Ihya at Turats al-Arabi, Bairut. Bahjah an-Nadzirin Syarh Riyadh ash-Shalihin, Salim bin Id al-Hilali, Dar Ibnul Jauzi, Riyadh, Cetakan tahun 1420 H/1999 M. Selesai Tulisan ini di rumah kami, kompleks perumahan Tanwirus Sunnah, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada waktu dhuha, 19 Rabi’ul Awwal 1437H/ 30 Desember 2015. _______ Penulis Abu Ubaidillah al-Atsari Silahkan Hafal Haditsnya dan Pahami MaknanyaBerbagilah Dengan Teman Anda Beri kesempatan mereka untuk membacanya >> AYO SHARE
Bandung Barat- Allah cemburu terhadap hamba-hambanya yang lebih mencintai makhluknya dibanding NYA. Izrail cemburu pada jodoh yang selalu dinanti sedangkan ia dilupakan seakan-akan tidak akan kita temui. Pos berikutnya Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S MM Memberikan Bantuan Uang Tunai rp 35 Juta Kepada Pengurus Masjid
Pernah mendengar kata-kata “Allah itu pencemburu.”? Terdengar janggal rasanya. Namun itu sebuah fakta. Pada dasarnya cemburu didasari karena cinta. Allah akan cemburu kepada hamba-Nya karena Allah mencintai setiap hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan salah satu sifat Asmaul Husna dari Allah yaitu *Al-Ghayyur yang artinya Maha Pencemburu.* Tentunya sifat cemburu Allah berbeda dengan sifat cemburu yang ada pada diri manusia. Sifat cemburu Allah sesuai dengan kebesaran Allah. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa “Sesungguhnya Allah cemburu, dan cemburu Allah ia mencegah orang mengerjakan apa-apa yang telah diharamkan-Nya.” HR. Bukhari dan Muslim. Allah akan cemburu kepada hamba-Nya yang beriman jika berbuat dosa dan berbuat maksiat. Allah akan cemburu ketika hamba-Nya menduakan-Nya. Allah akan cemburu jika kita lalai dalam melaksanakan semua perintah-Nya. Cinta yang seharusnya kita tujukan untuk Allah ternyata sudah terbagi. Ketika kita mengetahui Allah cemburu kepada kita, maka hal yang pertama harus kita lakukan adalah meredam kecemburuan Allah. Bagaimana caranya? Allah berfirman “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu” QS. Al Dzariyat 57. Kita sebagai hamba-Nya semata-mata hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagai hamba-Nya yang beriman kita harus tunduk dan patuh kepada apa-apa yang telah Allah perintahkan, menjauhi apa-apa yang telah dilarang. Jika kita sudah melaksanakan semua perintah Allah, niscaya Allah akan semakin cinta kepada hamba-Nya. Sungguh bermanfaatnya sifat cemburu Allah kepada hamba-Nya, maka dengan demikian kita akan terlepas dari dosa, terlepas dari perbuatan yang tidak disukai. Sesungguhnya, Allah Yang Maha Pencemburu, hanya menginginkan hamba-Nya mencintai-Nya. Tak ingin dibagi, tak ingin diduakan. Hits 1066 Meilita Hikmawati Continue Reading
jZxlcN.